Blog ini digunakan sebagai sarana pencurahan apresiasi dan ekspresi karya sastra siswa-siswi kelas XII SMA Xaverius 1 tahun pembelajaran 2010/2011. Karya sastra selalu bermula dari cita rasa seni verbal seseorang yang bermuara melalui rangkaian kata-kalimat-peristiwa. Berangkat dari kemuliaan cita rasa itu dihasilkanlah karya-karya agung dan mulia, menyuarakan keadiluhungan martabat manusia. Menulislah apa yang kita rasakan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
62 komentar:
Dia
Oleh Sylvia Sari (XII IPA 6)
Dia adalah…
Cinta dalam sudut pandang ketiga
Hanya ada dia, dia, dan dia
Dalam cinta ini
Hanya ada dia, dia, dan dia
Dalam sorot mata ini
Dalam pandangan ini
Dan ada cinta dalam sudut pandang pertama
Aku, aku, dan aku
Yang mencintai dia
Yang mencintai ketidakpastian
Yang menggantungkan harapan kepadanya
Aku…
Dia…
Menjadi kami…
Dalam keraguan…
Dalam kegelisahan…
Dia adalah…
Rindu dalam sudut pandang pertama
Hanya ada aku, aku, dan aku
Dalam rindu ini
Jika dia tak ingin merasakan rindu
Dan pada siapa rinduku akan berlabuh?
Apakah kerinduan ini suatu kebodohan
Bila aku mencintai ketidakjelasan?
Tapi, cintaku tak ubahnya
Umpamanya…
Dia…
...............................
Ketika Matematika Bicara Limit Perasaan
Oleh Sylvia Sari (XII IPA 6)
Ketika matematika memunculkan pertanyaan,
“Berapa sin2x + cos2x ?”
Suaramu terdengar jelas,”1.”
Ketika fisika bertanya,”Berapa turunan dari x2 + x + 1?”
Kau lagsung tahu
“2X + 1,” katamu dengan suara lantang
Kemudian, kimia pun ikut bertanya,
”Berapa pH dari CH3COOH?”
“3,” katamu sambil membusungkan dada
Keika matematika sekali lagi memunculkan pertanyaan,
“Pernahkah kau mendengar ‘limit perasaan’? Apakah kau
pernah merasakannya?”
Kau bingung, tapi kau menjawab,”Ya.”
Matematika pun bertanya,”Lalu, bagaimana dengan limit perasaanmu
terhadap kasus korupsi? Kenapa korupsi berpesta-pora di negeri ini?”
Maka, kau pun diam
Tak berani bersuara
Sejelas tadi
Selantang tadi
Segagah tadi
Engkau malu suaramu terdengar…
Takut terbuka bahwa birokrasi di negeri ini
Entah bagaimana lagi bentuknya…
Penderitaan Rakyat
Evi Yuliani
XII IPA 6
11
Miskin semakin miskin
Kaya semakin kaya
Hidup tampak tak menentu
Kaum elit semakin berkuasa
Rakyat jelata hanya memandangi
Satu tahun untuk rakyat jelata
Satu bulan untuk kaum elit
Hukum semakin tak menentu
Yang berkuasa semakin tak takut
hukum
Yang tertindas hanya bisa pasrah
Semua tak berpihak pada orang kecil
Wakil rakyat hanya bisa memandang
Tanpa bisa berbuat apa-apa
Semua janji hanya ucapan belaka
Tak ada satu pun yang terwujud
Mereka sendiri memperjuangkan
hidupnya
Dengan semangat kebersamaan
Aspirasi mereka sampaikan
Walaupun tak didengar
oleh Lembaga-lembaga yang
bermunculan
Namun hal itu tidak cukup kuat
Tetap kaum elit yang berkuasa
Sampai kapankah hal ini akan
terjadi ?
Arti Cinta
Evi Yuliani
XII IPA 6
11
Cinta mendalam, hutan nan berkabut
Gedung-gedung basah, dihiasi hujan
yang lembut
Teringat saat kau dan aku berjumpa
Bertatap mata dengan mata
Walaupun angina bertiup kencang
Senja pun tetap tersenyum indah
Kau dan aku tak pernah berjalan
berdua
Melewati pemandangan-pemandangan
indah
Belum terlambat kita bertemu
Untuk apa terburu-buru kita
berjumpa
Gunung dan sungai berdampingan
beriringan
Begitulah diriku
Tak jauh dari dirimu
Arti cinta...
Jauh dari kasat mata
Jauh dari cintamu
Arti cinta...
Sungguhlah indah...
Lambang Cinta
Clarinda Ivory Sandra / 05/ XII IPA 6
Hai, Malaikat Agung Cammuel,
Tunjukkanlah rupamu padaku
Kenakan pakaian kulit merah
dan armor hijaumu
Jalinkan benang putih tak bernoda
antara aku dan dia
dalam suatu ikatan suci
Tak lupa jua janji seumur hidup menemani
Percikkan api cinta
Menggelora di asa
Pembuktian kasih tulus ini
kan bermuara pada satu titik
Satu keyakinan
Satu pikiran
Satu hati
Tak akan ada lagi keraguan
Yang tertinggal hanya penantian
Waktu pun merestui jalinan indah
Goresankan tinta emas pada kertas polos
Nyanyikan dan dendangkan
nada – nada bait surgawi nan merdu
Prajurit dengan sayap hijau besar,
jadikan kami satu tubuh
dalam dunia yang kekal,
tak lekang oleh dunia dan waktu yang berbeda
Senja Ayah di Kota Tua
Clarinda Ivory Sandra/ 05/ XII IPA 6
Pikiranku melayang
jauh . . .
Sekelibat bayangan datang bertubi – tubi
bagai film tua diputar ulang
Isak tangis terdengar dekat kembali ke telinga
Tawa canda itu hilang sudah
Lautan api membara di depan mata
Kelam negeri pertiwi
Aku masih ingat
Kala itu,
Ibu berkata bahwa
Ayah hanya sedang beristirahat
Namun,
Air mata isak tangis tak jua berhenti
Orang – orang membawa ayah pergi
dari hadapanku,
Mereka memasukkannya dalam sebuah benda besar
Aku tak tahu persis apa nama benda itu
yang ku dengar mereka berkata “Peti”
Aku heran apa yang mereka lakukan di sini
Berlalu lalang di depanku
Beberapa dari mereka menangis
dan dalam sekejap, ayah hilang
Mereka memasukkannya ke bawah tanah
bersama benda besar tadi
Aku bingung,
Apakah Ayah kedinginan bersamaku?
Aku benci!
Ayah bohong,
Kemarin beliau berjanji bermain bersamaku
Kenapa sekarang tertidur?
Apa Ayah lupa?
Aku ingin ikut,
Dalam permainan perang itu
Kata Ibu, aku terlalu kecil,
Mengapa Ayah pergi bermain sendiri?
Apa Ayah tak lagi sayang kepadaku?
Hai, Ayah, cepat bangun!
Aku tak sabar untuk menunggu lagi
Cepat!
Kalahkan pria tinggi berambut pirang itu
yang kudengar, jika berhasil menjatuhkannya
Kota tua kecil kita akan kembali cerah
Ayah, bangun!
Mengapa kau hanya diam?
Apa Ayah sudah capai bermain perang?
Ayah, angkat senjatamu itu!
Celurit,
Aku sudah bisa melafalkan
nama alat yang berbentuk runcing tersebut
Keluar dari benda aneh besar yang membekapmu, Ayah
Kita serang kembali
Rebut kota itu
Bukankah kau mengajarkanku untuk pantang menyerah?
Semangat, Ayah! Kita bisa!
Kobarkan tekad!
Kalahkan pria pirang dengan mainan anehnya
yang berwarna hitam kecil
dan mengeluarkan bunyi “dor”
Entah apa nama benda itu,
Tampak asing bagiku
Semua orang payah,
Mereka tak peduli,
Tak ada yang mau ku ajak
Menemui pria pirang yang mereka panggil orang Belanda
Ku ingin marah
tapi . . .
pada siapa kulampiaskan?
Suram negeriku
Kotaku termakan kelamnya zaman
Pahlawan kota telah tertidur
di pusara penuh bunga
Ayah,
Pertiwi kembali beriring meredup
Kemana kucari keadilan
dalam permainan yang disebut perang?
Sirna Sudah
Oleh Halida Hanum (XII ipa 6 / 16)
Semuanya tinggal kenangan
Meninggalkan sebuah bekas
Goresan luka di hati
Hilang sudah semua harapan
Yang terkubur rapat - rapat
Bersama kenyataan
Bahwa tak mungkin lagi kau menyambut tanganku
Aku adalah aku
Yang begitu lemah
Dengan segala kekuranganku
Yang mungkin takkan membuatmu bangga
Aku bukanlah dia
Dan aku takkan pernah seperti dia
Yang slalu kau puja
Yang slalu kau banggakan
Telah lama ku menunggu
Menanti sebuah harapan
Yang pada akhirnya berujung getir
Dan semuanya terasa sia - sia
Untuk segala pengorbananku
Untuk segala perjuanganku
Yang selalu ku beri
Hanya untukmu
Tapi,
Aku kan mencoba
Untuk merelakanmu
Untuk berhenti mengejarmu
San untuk ikut bahagia
Seperti bahagia kau tlah mendapatkan cintanya
Salahkah dia ??
oleh Halida Hanum (XII P 6/16)
Malam bertabur bintang datang
Sinar rembulanpun menerangi bumi
Pada saat itu pula
Tampak seorang wanita
Di seberang jalan sana
Dengan senyum manisnya
Melambaikan tangan
Wanita itu...
Dengan senyum dari bibir mungilnya
Seakan bisa menghapus rasa..
Rasa sakit di dalam hati...
Karena kemiskinan..
Karena keterpaksaan..
Demi uang..
Demi sesuap nasi..
Dikala hidup tak menentu..
Mereka rela melakukannya...
Salahkah mereka ??
Berjuang demi kehidupan yang fana ini...
Karena satu hal..
Yakni
Kemiskinan
Kemiskinan yang membuat mereka rela mengorbankan segalanya...
Kemiskinan pulalah yang membuat mereka rela dicaci..
Membuat mereka menderita..
Sampai akhir hayatnya..
Kasih Setia-Mu
Oleh Malvin Nathaniel
XII IPA 6 / 26
Hari demi hari kulalui
Tanpa kusadari kasih-Mu selalu mengalir dalam hidupku
Aku selalu melakukan dosa
Tetapi engkau terus memberikan kesempatan kami memperbaiki diri
Ampuni kami ya Tuhan
Kami tak pantas..
Tak pantas mendapatkan kasih-Mu
Yang tak terbatas itu
Terima kasih atas kasih setia-Mu,Tuhan..
Lindungi terus dalam dekapan kasih setia-Mu ya Tuhan
Dengan kasih setia-Mu, dunia akan bersinar terang..
Dengan kasih setia-Mu, kami akan terus memperbaiki diri
Dengan kasih setia-Mu, hidup manusia akan lebih berarti
Bimbing kami dalam kehidupan ini
Agar jalan yang kami pilih merupakan jalan yang benar
Berkati kami terus, ya Tuhan
Semoga kasih setia-Mu dirasakan oleh seluruh umat manusia
.................................
SEBUAH KATA MAAF
Oleh Malvin Nathaniel
XII IPA 6/26
Maaf..
Maafkan aku yang hina ini
Karena telah menyakiti hatimu yang lembut itu
Maafkan aku juga
Karena telah mengecewakan dirimu yang berharap pada diriku ini
Maafkan aku
Yang telah membuat hatimu remuk redam karena perkataanku
Sayangku..
Aku hanya ingin engkau tahu
Betapa aku menyayangi dan mencintai dirimu
Menyayangi dirimu lebih dari apa yang engkau tahu
Mencintai dirimu lebih dari apa yang engkau tahu
Hanya sebuah kata 'maaf'
Yang bisa aku ucapkan sekarang
Semoga kata 'maaf' ini dapat memperbaiki kondisi ini
Janganlah ada keraguan dari antara kita
Sekali lagi maaf................
Langit dan Bumi
Oleh Vincent Pratama
XII IPA 6 / 38
Alangkah enak jadi pejabat
Dengan menjadi wakil rakyat
Kita mendapat hidup yang enak
Jauh dari penderitaan
Tetapi di banyak tempat
Rakyat masih hidup meralat
Penuh dengan perjuangan dan penderitaan
Hanya untuk mendapatkan sesuap nasi
Di satu sisi bagaikan surga
Tidur saja bisa dapat emas
Di satu sisi bagaikan neraka
Seharian bekerja cuma lelah didapat
Pejabat sudah kaya
Tetapi masih merasa kurang puas
Penuh dengan nafsu dan keserakahan
Cara licik pun dipakai
Warga miskin hidup merana
Membanting tulang mencari nafkah
Tetapi hasil yang didapat
Terkadang tidak cukup untuk mengisi perut
Sebuah realita yang tidak tertutup
Oleh mata Tuhan sekalipun
Sebuah perbedaan yang kontras
Bagaikan langit dan bumi
Cinta Hanya Impian
Oleh Vincent Pratama
XII IPA 6 / 38
Ketika pertama kali berjumpa denganmu
Aku jatuh terlelap
Dalam pancaran sinar kecantikanmu
Bagaikan matahari menyinari diriku
Parasmu yang elok
Membuat haqtiku berdebar-debar
Berdebar dengan kencangnya
Setiap kali aku memandangmu
Tetapi,aku tidak dapat mendekatimu
Terdapat tembok besar menghalangi
Bukan berasal darimu
Tetapi dari dalam lubuk hatiku
Setiap kali aku ingin mendekat
Hatiku bimbang,penuh rasa malu
Malu kamu melihat diriku
Diriku yang tidak berguna ini
Aku tidaklah pintar
aku tidaklah kaya
aku tidaklah tampan
Bagaimana kamu bisa menerimaku ?
Setiap kali memikirkannya
Hatiku terasa sesak
Menyesali diri sendiri
Mengapa aku lahir sedemikian rupa ?
Waktu terus berlalu
Belum juga aku mendekatimu
Atau untuk menyatakan cintaku
Kepadamu wahai sang dewi pujaan
Hingga tiba suatu saat
Dimana aku tidak bisa melihatmu lagi
Melihatmu tersenyum maupun tertawa
Dari kejauhan seperti biasa
Aku merasa sedih
Hidup terasa sudah berakhir
Tidak ada lagi arti untuk hidup
Bagai tempurung tak berisi
Aku bedoa kepada Tuhan
Berharap untuk suatu saat
Untuk dapat bertemu dan melihatmu lagi
Agar dapat menyatakan perasaanku yang sebenarnya kepadamu
Nama : William Surya Dinata
Kelas : XII IPA 6
No : 41
Pertemuan Pertama
Saat pertama kita berjumpa
Aku telah merasakan sesuatu
Sesuatu yang nyata
Sesuatu yang sangat indah
Sesuatu yang membawa kehangatan
Ku lihat paras wajahmu
Setiap lekukannya memberikan arti
Matamu bagai rembulan
Rembulan yang indah menghiasi langit
Di saat kegelapan jatuh ke bumi
Wajahmu bagaikan pelangi
Pelangi yang senantiasa hadir
Saat matahari terbit setelah hujan
Memberikan keceriaan di saat kesedihan melanda
Engkau adalah gadis pertama yang ku kagumi
Seolah kehadiran mu membawa kehidupan yang baru
Kehidupan yang lebih indah dan berwarna
Kehidupan yang menjanjikan kenyamanan dan ketenangan
Mungkin ini yang disebut cinta
Cinta yang terkadang memaksa
Yang membuat aku selalu ingin memiliki
Yang membuat aku selalu ingin dekat denganmu
Hidup tanpa kehadiranmu seakan hampa
Hampa tanpa tujuan yang jelas
Hanya satu yang sangat kuharapkan
Ku tak ingin perjumpaan ini berakhir
Ku tak ingin perjumpaan ini harus berakhir dengan perpisahan
Walaupun ini sangat mustahil
Namun, itulah yang ku inginkan saat ini
Untuk hidup tak jauh darimu
------------------------------
Bangkitlah Pemuda
Ratusan tahun yang silam Indonesia menangis
Menangis akan kepedihan
Menangis akan kepahitan penjajahan
Penjajahan yang kejam dan tidak manusiawi
Penjajahan yang membabi buta masyarakat Indonesia
Hingga pada tanggal 17 Agustus 1945
Masyarakat Indonesia meneriakkan kata “Merdeka!”
Menyatakan bahwa Indonesia telah bebas dari penjajahan
Tidaklah mudah mencapai kebebasan itu
Tidak mudah untuk melontarkan kata merdeka
Banyak perjuangan yang dilakukan
Ribuan bahkan jutaan jiwa melayang
Darah berceceran dimana-mana
Hanya untuk lepas dari ketamakan penjajah
Lihatlah..lihat dengan benar
Betapa besar perjuangan yang telah dilakukan para pendahulu kita
Betapa besar pengorbanan yang telah mereka berikan
Demi membuat kita bebas
Agar kita dapat memimpin tanah air ini sendiri
Sekarang kita telah bebas
Namun, apakah kita telah bebas dari penjajahan
Belum....Kita belum bebas dari penjajahan
Kita telah dijajah oleh diri kita sendiri
Rasa malas, ketidak pedulian, dan semuanya menjajah kita
Membuat kita seakan buta
Membuat kita tidak peduli terhadap negara sendiri
Membuat kita tidak peduli terhadap perjuangan dan pengorbanannya
Wahai kaum muda Indonesia
Mari kita bangkit dari semua ini
Singsihkan lengan bajumu
Jangan hanya duduk dan meratap
Bangun..Bangun dan lakukan sesuatu
Lakukan sesuatu yang berguna bagi nusa dan bangsa
Jadikan negara kita yang tercinta ini maju
Negara yang maju dan tidak tergantung lagi
Kesenjangan Sosial
oleh Ferik Tantomi (13/XII IPA 6)
Kutatap suatu fakta dengan mataku
Fakta yang terungkap dan telah sejak dulu kala
Sedih tak terbedung air mataku
Melihat mereka yang penuh derita
Jeritab tangis terdengar di telingaku
Menghanyutkan hati kecilku
Melihat semua yang tak berdaya di sekelilingku
Jeritan jeritan mereka menggema di pikiranku
Seakan haru aku hanyut dalam sedihku
Berimajinasi aku menjadi mereka
Terbaring lemas tubuhku
Menunggu sesuatu yang tak pasti dari kita
Jalan Cintaku
Oleh Ferik Tantomi (13/XII IPA 6)
Aku tertawa nan gembira
Dalam suka tawa ak melakukannya
Di liang telingaku senandung suara merdu
Yang kutahu itu suara pujaan hariku
Kutolehkan seluruh kepalaku untuk melihat kepala indahmu
Hingga fajar kuterdiam menatapmu
Tak berani kutolehkan sedikit pun kepalaku
Kutahu kala engkau akan pergi tinggalkanku
Tak lekang oleh waktu kau pun berlari tinggalkanku
Dalam kesunyianku hanya dapat menangis dalam hati
Aku tahu jalan cintaku ini tidak semulus tubuhmu
Tekad baja senandung kukeluarkan hinga mati
Aku tak peduli apa maumu
Aku tak peduli apa masalahmu
Aku tak peduli apa ocehanmu
Aku hanya perhatikan bagaimana aku dapat menarik hatimu
Kau pun berlari dengan hempasan kaki
Aku kencangkan kakiku untuk mengejarmu
Demi cintaku ini kulakukan segenap hati
Aku mau engkau menolehku dan menatapku
Belum sempat kusampaikan isi hatiku
Kau pun pergi tinggalkanku
Aku kejar dan kejar hingga di suatu jalan penuh keramaian
Kulihat dengan seksama kanan dan kiriku
Hiruk pikuk menggelegar di telingaku
Itu merupakan sejuta wanita
Layaknya arus ombak meneriaku
Aku sadar bahwa aku harus mencari seorang wanita
Seorang yang kucintai dengan ragaku ini
Aku tak hiraukan keramaian itu
Aku hanya mau pujaan hatiku
Kelak ku harap kau kembali padaku ini
Cintaku
By : Arthur C.L.Hutabarat/03/XII P 6
Namamu begitu indah
Senyumanmu begitu mempesona
Suaramu begitu merdu
Mencerahkan hati setiap orang yang mendengar...
Tiada hari tanpa memikirkanmu...
Tiada jam tanpa membayangkanmu
Tiada menit tanpa mengucapkan namamu
Tiada detik tanpa menanti hadirmu
Cintaku
Engkaulah dambaan hatiku
Dirimu mengalihkan duniaku
Duniaku terasa bagaikan surga
Kasih yang kau berikan padaku
Terasa begitu tulus
Setulus air mengalir
Terasa begitu ringan
Seringan udara
Kata-kata cinta yang pernah kau ucapkan
Dapat menyadarkanku akan makna cinta
Tinggallah dalam pelukku selalu..
Selamanya...
Indonesiaku
By : Arthur C.L.Hutabarat
Susah dan derita telah kau lewati
Berbagai penderitaan yang menyiksa
Penjajahan, ancaman, tekanan pernah kau rasakan
Pertumpahan darah pun tak bisa dihindari
Keringat para pahlawan bercucuran untuk membelamu
Teriakan dan tangisan rakyat mengiringi kebangkitanmu
Persatuan rakyat menyemangatkanmu
Doa-doa rakyat menghantarkanmu pada kejayaanmu
Air mata rakyat yang dijajah
Dibayar dengan kemerdekaanmu
Usaha dan upaya yang telah dikobarkan
Mendapatkan emas murni..
Yaitu kemerdekaanmu..
Bangkitlah kau Indonesia
Majulah generasi muda
Jangan sia-siakan nyawa-nyawa yang telah berkorban
Teruskan perjuangan mereka
Bangun Indonesia menjadi lebih baik
Cintai Indonesia
Pertahankan Indonesia
Usir penjajah
Bersatulah Indonesia...
Cerita cinta
Oleh Weiliem Abubakar / XII P 6/ 39
Terkagum aku memandangimu saat aku memandangimu di balik kacaku.
Terdiam aku melihatmu saat aku jatuh di pelukan hatimu.
Tertegun aku memandangimu saat aku mengira kau sedang melihatku.
Tak bisa kumatikan kekagumanku sejak pertama kali kita bertemu.
Tak bisa kulenyapkan bayangnamu di ingatanku.
Setiap waktu bergerak, aku tak pernah lupa mengingatmu.
Aku terus mengulangi itu semuanya, tapi itu tidak pernah memboyakan aku.
Kau menyejukkan jiwaku yang hampa ini.
Kau mengindahkan duniaku ketika duniaku terasa sangat mengerikan.
Kau cerahkan duniaku ketika aku merasa ketakuatan.
Tetapi mengapa begitu aneh, saat aku memikirkanmu?
Jejarum waktu yang semakin meruncing.
Seolah tombak menusuk aku dari belakang.
Degup jantung yang kuat berubah menjadi sakit hati.
Baru aku sadari persaan ini hanyalah cinta terlarang.
Cinta yang tidak mungkin bersatu.
Cinta yang terbatas karena ruang dan waktu.
Aku selalu berteriak pada dunia.
Mengapa cintaku ini adalah cinta terlarang?
Mengapa cinta ini harus dibatasi oleh ruang dan waktu?
Mengapa cinta ini tidak bisa bersatu?
Akhirnya aku menyadari ini semua karena kebodohanku mencintaimu.
Maafkanlah aku karena aku cinta padamu
Aku tahu ini semua salahku.
Jangan salahkan aku mengapa kita bisa bertemu.
Aku pun sudah menyesal bertemu denganmu.
Andai jarum waktu dapat diputar ulang, aku akan menghindari pertemuan kita.
Tapi, tidak pernah sedikit pun aku sesali cinta yang telah aku berikan padamu.
Tetapi, jika memang ada keajaiban
Aku ingin mempercayainya meski harus menempuh jalan maut.
Meski tahu ini semua karena kebodohanku.
Aku tidak akan pernah berhenti, tidak akan.
Walau kau bukan milikku,
aku memikirkanmu dan itu pun sudah cukup.
Aku selalu berharap pikiranku bisa menjangkaumu.
Jadikan aku belahan jiwamu meskipun aku tidak mungkin menjadi kekasihmu.
Biarkanlah ini semua menjadi kata-kata terindah meskipun akhirnya menjadi bait-bait terperih dalam puisiku.
Cerita cinta yang terlalu panjang untuk aku lanjuti lagi.
Cerita cinta yang terlalu pendek untuk aku buang.
Cerita cinta yang penuh kesamaran.
Aku akhiri cerita cinta ini.
KPK
Oleh Weiliem Abubakar / XII P 6/ 39
KPK....
Bukan singkatan dari Kelipatan Persekutuan Terkecil.
Melainkan singkatan dari Komisi Pemberantasan Korupsi.
Badan pemerintahan yang berusaha memberantas korupsi.
Aku tahu kau hanya sebatas baca di koran.
Tetapi aku jatuh di pelukan hatimu saat mengetahui sepak terjangmu memberantas korupsi.
Seiring waktu berjalan, akhirnya aku menyadari begitu besar jasamu dalam memberantas korupsi.
Kau berusaha memberantas para koruptor.
Kau berusaha membabat habis pohon-pohon dan akar-akar korupsi.
Kau berusaha mati-matian melindungi uang negara.
Kau berusaha membunuh sifat-sifat korupsi di negara Indonesia.
Kelahiranmu membuat merinding para koruptor, tetapi dinanti oleh kami,rakyat biasa.
Kehebatanmu ditakuti oleh para koruptor, tetapi dikagumi oleh kami, rakyat biasa.
Kekuatanmu yang perkasa dibenci oleh para koruptor, tetapi disukai oleh kami,rakyat biasa.
Keberhasilanmu dalam memberantas korupsi tidak disenangi oleh para koruptor, tetapi menjadi kebahagiaan kami,rakyat biasa.
Namun,
Kematianmu sangat diinginkan oleh para koruptor.
Kehancuranmu sangat didambakan oleh para koruptor.
Ketidakberhasilamu oleh para koruptor.
Kepecahbelahanmu pasti menjadi tertawa bahagia oleh para koruptor.
Tetapi,
berbeda dengan kami, rakyat biasa.
Kami berdoa kau terus bertahan.
Kami berharap kau tidak pernah mati membertas korupsi.
Kami tetap yakin kalau kau pasti kuat walaupun ombak perpecahan begitu keras menerjangmu.
Kami selalu percaya kau pasti bisa membabat akar-akar korupsi
Tetaplah terus berjuang.
Tetaplah terus bertahan.
Kau tidak sendirian.
Doa kami, doa rakyat biasa menyertaimu.
Jangan biarkan para koruptor tersenyum bahagia karena kematianmu.
Majulah terus KPK.
Pelangi Kebahagiaan
Henny Chairini / 17 / XII IPA 6
Langit malam tampak cerah,
namun aku merasakan mendung di hatiku
Yang bergegas menjadi rintik-rintik kesedihan
Yang tidak ada henti-hentinya hingga malam kian larut
Berpayungkan kekuatan aku mencoba tegar
Dia,dia dan dia
Bayang-bayangnya tak kunjung hilang
Saat aku membuka mata hingga aku menutup mata
Bukan hanya itu,
Udara seakan berpihak padanya
Setiap aku bernafas semakin aku ingat akan dia
Dia ada disaat aku menghirup dan menghela nafas
Bintang,bulan sampaikan padanya
Kau tahu bahwa aku masih mencintaimu
Dan itu tak kan berubah
Tak peduli berapa tahun,berapa banyak waktu kehidupan
Tapi,mengapa kau merelakanku bahagia dengan yang lain?
Mengapa kau mencoba menghukum aku seperti ini?
Beri aku kesempatan untuk membuktikan cintaku nyata
Kembalilah padaku
Hentikanlah hujan kesedihan ini
Bawalah mentari
Yang mampu menciptakan pelangi kebahagian seusai hujan turun
………………………………………………………………………………………………
Di Sekitar Kita
Henny Chairini / 17 / XII IPA 6
Kututup kedua mataku
Aku tak kuasa melihat ini semua
Melihat kenyataan yang terjadi
Sungguh pilu
Apa salah mereka?
Yang mencoba mencari sesuap nasi
Untuk membuat asap di rumah tetap mengepul
Mereka mencoba mencari nafkah dengan cara halal
Dengan berjualan di pinggir jalan raya
Sebagai pedagang kaki lima
Lalu,
Datang dua mobil truk hitam
Yang penuh berisi orang-orang berpakaian seragam
Atas nama pemerintah
Dengan gagahnya mereka memporak-porandakan dagangan mereka
Mengusir mereka secara paksa
Memutuskan mata pencaharian mereka
Siapa yang harus dipersalahkan?
Mereka? Kaum pedagang pinggir jalan?
Yang tidak memiliki bekal pendidikan dan keterampilan?
Atau para orang berseragam itu?
Yang hanya menjalankan tugas dari pemerintah?
Kini takkan lagi kututup kedua mataku
Tapi aku akan bangkit dan menyingsingkan lengan baju
Untuk mengubah kenyataan menyedihkan ini
Kenyataan yang terjadi di sekitarku,di kotaku,di negaraku
Malaikat cinta
Oleh :catherina lupita sael (XIIP6/04)
Malaikat cinta …
Kau bak cahaya terang yang sinari hari gelapku
Hari gelap yang hampa,dingin,kaku,dan membisu
Tanpa cinta,kasih,belaian,dan pelukan
Namun kini…
Kau datang memberi aku nafas kehidupan baru
Yang bisa aku hirup dengan penuh ketenangan
Dimana ku rasakan bahagia
Menghantarku pada indahnya dunia yang penuh cinta
Pahlawanku
Oleh :catherina lupita sael(XIIPB/04)
Darah-mu …
Telah tertumpah bagi bangsa ini
Nyawa-mu …
Telah kau korbankan bagi bangsa ini
Api semangat-mu …
Telah kau kobarkan bagi bangsa ini
Para pahlawan-ku….
Raga-mu boleh mati
Tapi…
Semangat-mu tak kan pernah usang di telan jaman
Bagi kami putra –putri bangsa ini
Sumpahku
Oleh: Dominica C. M./08/XII IPA 6
Kita memulainya di bawah langit
Langit yang biru
Aku mengakhirinya dengan sumpahku
Di sinar keemasan berbekat tipis
Hampir membakar angin
Aku mencari prajurit yang tak tertolong
Hidupku ada untuk seseorang untuk pertama kalinya
Akhirnya aku menemukan sesuatu yang ingin kulindungi,
di setiap hembusan nafasku
Bahkan sampai ketika tubuhmu tidak dapat
berdiri tegap lagi
Karena tidak kuat menahan reruntuhan bentengmu
Gema sumpahku dari yang paling kuat dan kecil
Tetap berdentum....
Pencuri Harga Diri
Oleh: Dominica C. M./08/XII IPA 6
Pergi kerja memikul padi
lalu pulang membawa ragi
setiap hari menunggu pagi
tapi senja pun tak kunjung berganti
Kami tinggal di istana jerami
tak megah namun seindah rubi
lalu datang sahabat hati
menumpang inap untuk bersatu hati
Lama-lama kami makan hati
mengambil ini dan itu
dengan tak tahu diri
malah bertingkah bak pencuri
Bukan hanya budaya dan istana kami
bahkan juga harga diri ini
Tak jelas lagi apa yang kau miliki
Hingga tak ada lagi arti teoriti
Hentikan pembodohan ini
berpikirlah untuk masa depan yang menanti
Bertindaklah keras dan tegas berapi
demi kemajuan Negara Merah Putih ini....
MENUNGGU
Oleh Sathya P.W./33/XII IPA 6
Meratap pada indahnya bulan
Menunggu mu disini menunggu rembulan
Apakah sekarang? nantikah?
Tak tentu waktu demi waktu berlalu
Ku berjalan tanpa arah yang pasti
Meyakinkan dirimu tuk percaya
Meski pengorbanan besar
Tak sedikitpun kau sentuh cintaku
Menunggu fajar datangnya sang surya
Mendengar alunan musik alam
Ku menanti kehadiran mu
Di hatiku bergema
Kapan? berapa lama?
Engakau tak kunjung datang
Ku terus menanti dan menanti
Tanpa kabar tak kunjung tiba
Kebenaran ku...
Keberanian ku...
Ketulusan ku....
Telah kuberikan untukmu...
Engkau tak memikirkan perasaanku
Tak kunjung tiba cinta di ujung pandang
Mengalanun lagu kesedihan hati
Gelisah, tersiksa, sedih...
Semua tak kunjung habis
Malam dingin yang sepi
Sampai fajar menyingsing
Ku tetap menanti dan menunggu Dengan sabar
Dengan teguh
apakah sekarang? apakah nanti?
PEMIMPIN???
Oleh Sathya P.W./33/XII IPA 6
Perasaan semangat ini
Perasaan bergejolak ini
Merupakan perasaan bangsa
Melalui tanda ini
Anak-anak bangsa berjuang
Segenggam beras
Sekarung keringat
Para poli-tikus yang tak sadar
Merebutnya dengan mata tertutup
Mengabaikan rakyat...
segengam jagung dan biji
segenap tangisan rakyat
Apakah pejabat mendengar?
Mereka yang bagaikan tikus
Menggigit dengan membuta
Rakyat bagaikan karung beras yang digigit
Kesedihan, kelaparan, kekurangan
Tangisan, raungan, penyesalan
Semua mengisi hati rakyat
Dimana telinga para pemimpin?
Mereka mendengarnya dengan hati?
Izinkan, biarakan rakyat berteriak
Bolehkan rakyat bersuara
Dengarkan keluhan demi keluhan
Resapi keluhan dengan hati
Rasakan keluhannya...
Biarakan para politikus berpikir
Biarakan para politikus bertindak
Jangan sampai poli-tikus yang bertindak dan mendengar
Mereka hanya melubangi kantung beras rakyat
Dengarkan!
Wahai para pemimpin
Laksana samudera luas yang tenang, dalam, dan dan gagah!
Tampalah lubang itu dan isi kembali
Bagian rakyat yang hilang
Lakukan!
Pikirlah dan renungkan hati!
Membangun negara penuh keadilan
Cinta Pandangan Pertama
Oleh: Felira D. E. (XII P 6/12)
Aku terpaku pada sosoknya
Begitu menyejukkan mata
Berkedip pun rasanya tak ingin
Tiap gerakannya adalah anak panah
Begitu cepat menancap di hati
Sangat memesona
Meski jarak jauh memisahkan
Dan ketidaktahuan terasa begitu menyiksa
Tapi kebersamaan yang amat singkat begitu membahagiakan
Meski hanya bisa sejenak melihat senyumnya
Tak ada kata terucap
Hanya air mata
Yang mampu mengatakan
Penemuan akan cinta
Yang membawa kebahagian baru
Hanya karena melihat senyumnya
Hingga perjumpaan singkat itu usai
Masih tak satu pun kata keluar
Lidahku jadi kelu
Begitu banyak kata ingin ku ucap
Aku masih tetap terpaku
Masih dengan air mata
Yang kini kian deras mengalir
Bahagia berubah jadi kesedihan
Ketakutan akan kehilangan
Kesendirian
Dan kesepian lagi
Tapi rasa yang sejati pasti masih tetap bergulir dan hidup
Meski cinta sejati tak dapat ku temui kembali
Perasaan Cinta bagai Air
Oleh : Hadi Pranoto / 15
Cinta . . .
Engkau memiliki dua perasaan
Sedih . . . Senang . . .
Itu bercampur menjadi satu
Perasaan yang membuatku bingung
Bingung untuk diungkapkan
Atau untuk disimpan
Namun itulah cintaku
Saat-saat dimana
dengan mudah cinta datang
atau mudah pergi begitu saja
layaknya air laut yang terus bergelombang
naik , turun begitu saja
Layaknya air yang sangat dalam
Sedalam cinta yang kumiliki
Bagai air yang akan terus kuselami
Walau apapun yang terjadi
Menyelam hingga dapat mencapai dasar hatimu
Walau apapun yang terjadi
Walau engkau tak menyadari keberadaanku
Aku akan terus selami hatimu
Hingga keberadaanku kau sadari
Hingga kau tahu cintaku ini
Namun suatu saat aku akan merasa lelah
Lelah untuk membuat engkau tahu
Layaknya penyelam
Pergi meninggalkan air saat lelah
dan akan melupakan itu selamanya
Saat engkau datang
engkau membawa kebahagiaan
Namun saat pergi
engkau hanya membawa kesedihan
Bahagia saat dua cinta bersatu
Sedih saat dua cinta berpisah
Itu dua perasaan yang selalu ada
Perasaan yang akan selalu berubah suatu saat
Dunia yang terlalu Kejam
Oleh : Hadi Pranoto / 15
Sengsara…
Kekejaman
Bencana
hal buruk lain yang terus menimpa manusia
Manusia yang selalu merasa sulit
Sulit mencari uang
Sulit mendapat kebahgiaan
Dan sulit menerima kenyataan
Kesengsaraan yang terus muncul
Mulai dari ekonomi hingga politik
Sengsara dalam menjalankan banyak hal
Mulai dari yang kecil hingga yang besar
Kekejaman yang terus merajarela
Mulai dari pembunuhan bahkan pemboman
Kekejaman yang terjadi di rumah tangga
Bahkan Negara
Bencana yang terus melanda
Longsor, banjir. Gempa
Semua sulit dihindari
Bahkan terus memakan banyak korban
Dunia mungkin telah gila
Terus muncul kegilaan dari manusia
Manusia yang hanya dapat kecewa
Tanpa menyadari kesalahan
Kesalahan yang mereka buat sendiri
Hingga membuat mereka jatuh
Dan tidak dapat ditolong lagi
Sampai sadar kesalahanya
Namun itu mungkin sulit sampai kapanpun
Aku Kelaparan Tuhan
Oleh: Felira D. E. (XII P 6/12)
Sudah tak mampu lagi tersenyum
Sudah tak mampu lagi menangis
Sudah tak mampu lagi berkata
Tentang hidup dan kehidupan
Yang begitu menyiksa
Memaksa diri tuk terus bertahan
Tanpa tahu kapan akan berakhir
Tanpa tahu apa yang akan terjadi esok
Tanpa tahu apakah esok hari masih mampu bertahan
Hanya suara nyanyian yang terdengar
Melantunkan lagu
Di tiap lampu merah
Kini hanya keinginan tuk terus hidup yang masih tersisa
Walau tubuh mengatakan tidak
Tapi kebutuhan untuk hidup memaksa
Memaksa diri tetap bertahan
Dari panas
Hujan
Bahkan waktu yang kian larut pun tak dihiraukan
Tiada yang lebih penting selain pulang membawa uang
Mengisi perut yang kosong
Bukan keegoisan semata
Bukan hanya untuk diri sendiri
Tapi demi keluarga
Dan perut yang terus menjerit kelaparan
Aku kelaparan
Beri keluargaku makan hari ini Tuhan
Itulah sepenggal doa mereka hari ini
Tapi Tuhan berkehendak lain
Aku hanya bisa bertahan sampai hari ini
Darah mengucur
Mulai hari ini
Tidak ada lagi Aku
Di jalan
Memegang gitar
Atau di pangkuan ibu
SRI WAHYUNI / 34 / XII IPA 6
RAHASIA HATI
Oleh Sri Wahyuni (XII IPA 6)
Indahnya cinta, seindah mawar berwarna merah muda
Lembutnya kasih, selembut gumparan kapas
Hangatnya sayang, sehangat mentari yang muncul di pagi hari
Cinta itu bagaikan hutan
Selalu memberikan keteduhan
Tetapi, terkadang kita tersesat di dalamnya
Cinta itu bagaikan mentari
Selalu memberikan panas yang membakar
Tetapi, terkadang ia juga berguna
Cinta itu bagaikan hujan
Selalu membuat kita berlari agar tak terguyur
Tetapi, selalu membuat kita tenang saat kemarau menyerang
Cinta itu bagaikan awan
Terkadang berarak beriringan
Tetapi, terkadang juga hilang tak tahu ke mana
Hembusan angin menyapa
Sejenak kau hadir di dalam lamunanku
Bayangmu berjalan tak menentu
Bagai awan tertutup sang angin
Mengenal hatimu setitik embun
Menyentuh hatimu hembusan angin
Cahaya hatimu menerangi hatiku
Putihnya cintaku
Bagaikan kapas yang terbungkus
Tak satu pun debu yang hinggap padanya
Begitupun cintaku padamu
Kau terangi hati ini dengan sinarmu
Entah mengapa hatiku seolah bersemi kembali
Rasa ini telah lama mati
Tetapi kini telah hidup kembali
Inginku merengkuh hatimu
Nikmati senyummu dari sisi indah penuh cinta
Detak jantungku berpacu melawan waktu demi cintamu
Aku akan mengukir namamu di dalam kalbu indah ini
Tampilanmu mengubah sepiku dalam penantian
Hadirmu meredam hati yang dirajut rindu
Senyummu mendamaikan jiwa yang bergejolak
Engkau penawar rindu yang telah menahun
Di setiap sepi dan mimpiku
Wajahmu hadir menggelitik imanku
Kusambut tampilanmu dalam anganku
Hingga terlena dalam buai hampa
Kau siang sekaligus malam
Kau jalan sekaligus petunjuk
Kau syair di minatku
Kau mimpi yang memberikan impian
Andai kau tahu bahwa diriku memuja dirimu
Aku takkan mungkin melukai perasaanmu
Untaian syair manis ini hanya untuk dirimu
Semilir angin malam ini tak mampu menahan cintaku
Apakah mungkin dirimu memahami hatiku?
Pertama kali kurasakan cinta hanya padamu
Terdampar rasa ini bila menanti cinta darimu
Hari demi hari telah berlalu
Waktu ke waktu habis untuk menanti
Pagi sirna, sore pun sepi
Aku akan selalu menunggumu
Walau hatiku telah lelah untuk menunggu
Diriku kian melayang bersama alunan melankolis
Diriku tahu saat indah bersamamu
Mungkin takkan terulang lagi
Tetapi, akan selalu ada di asaku
Untuk membuat nyata sebuah bayang-bayang semu
KEMELUT NEGERIKU
Oleh Sri Wahyuni (XII IPA 6)
Negeri Indonesia, negeriku tercinta!
Negeri yang memiliki sumber daya yang berkualitas
Tetapi, negeri ini telah dipenuhi lautan sampah
Negeri ini tidak hanya butuh pemimpin yang bisa memimpin
Namun, juga butuh bangsa yang mau dipimpin
Negeri ini tidak hanya butuh wakil yang bisa mewakili
Namun, juga butuh rakyat yang mau diwakili
Ketika hak diagung-agungkan
Sementara kewajiban dilupakan
Adakah keadilan akan tercapai?
Ketika unjuk rasa merajalela
Sementara rakyat tetap menderita
Adakah anarkisme adalah penyelesaian?
Ketika orang-orang pintar angkat bicara
Sementara bukti hanyalah ilusi
Adakah pendidikan hanyalah omong kosong?
Di negeriku, cerita tentang korupsi
Telah merata di seluruh langit dan bumi
Orang-orang atasan dan tinggi
Orang-orang terhormat dan berpangkat
Yang menjadi peran utamanya
Kemilau zamrud khatulistiwa kini meredup
Derajat bangsa ini tersobek oleh penghuninya sendiri
Walau aku tahu masih ada sebagian dari mereka
Bangga dengan kebhinekaan yang ada
Mungkin awalnya, korupsi merupakan ketidaksengajaan
Atau dosa kecil kita anggap tak berbahaya
Semakin besar maka semakin terasa kenikmatannya
Kenikmatan menjadi ketagihan
Meningkat menjadi ketergantungan
Para pelaku korupsi
Bukanlah orang yang sembarangan
Mereka selalu punya jalan
Mereka selalu punya sela-sela
Untuk melakukan kebohongan
Lihatlah pada media-media
Gambar mereka tersenyum bangga di hadapan publik
Kebanggaannya berguling-guling
Rasa malu mereka tersumbat dosa
Korupsi bak penyakit akut di negeri ini
Padahal semua agama mengharamkannya
Padahal ada KPK yang mengintainya
Padahal ada Tipikor yang siap mengadilinya
Apakah korupsi bisa dibasmi?
Yang telah berkali-kali terjadi
Siapa yang sungguh-sungguh mau membasmi korupsi?
Dialah yang akan terbasmi lebih dulu
Hukum harus ditegakkan
Korupsi harus diberantas
Kemiskinan harus ditanggulangi
Hak asasi manusia harus ditegakkan
Kejahatan harus ditumpas
Kebebasan harus dinomorsatukan
Negara Indonesia adalah negara hukum
Negara Indonesia adalah negara demokrasi
Negara yang mementingkan kedaulatan rakyat
Demokrasi harus ditegakkan
Teruslah berseru dan meneriakkan
Basmi korupsi!
Berantas korupsi!
Karena perkara yang satu ini
Takkan pernah mati
Mulai sekarang, marilah kita korupsi!
Korupsi hati mereka dengan pesan yang jelas
Gelapkan hati mereka
Lalu nyalakan cahaya kebenaran
Kita adalah manusia, janganlah berlaku binasa
Koruptor juga manusia, hentikan perbuatan kotor
Generasi muda juga manusia, hiduplah dengan penuh jasa
Presiden, wakil rakyat, hakim, jaksa, dan polisi juga manusia
Selamatkan kami dengan hati nurani
Pertarungan akan lama dan belum selesai
Kemenangan dan kejujuran pasti tercapai
Frisca Stepfani
(XII P 6 / 14)
CINTA
Cinta
Setelah kepergianmu, hatiku terasa pilu
Banyak kenangan indah yang tak bisa kulupakan,
Apakah semua itu akan terulang kembali............
Ah... , pujaanku kau akan tetap selalu dihatiku selamanya
Perasaanku akan tetap sama seperti dulu....
Apakah kamu merasakan hal yang sama seperti yang kurasakan.....?
Dan kau harus tahu
Bahwa aku akan tetap menunggu kedatanganmu
Dengan cinta yang tulus
Dan dengan hati yang berbunga-bunga
KEMISKINAN
Kemiskinan
Mungkin hal itu adalah hal yang biasa
Apakah itu dapat kita atasi??
Mungkin jawabannya dapat kita lihat
Saat ini mungkin.....
Orang yang kaya akan semakin kaya
Sedangkan orang miskin akan menjadi semakin miskin
Hal itu dapat lihat dari macam-mcam hal
Mungkin salah satunya adalah pendidikan
Meskipun sekarang ada program sekolah gratis
Tetapi hal itu belum dilaksanakan sepenuhnya...
Apkah kemiskinan dapat diatasi???
Mungkin jawabannya dapat dilihat dari usaha yang telah dilakukan
Dia Datang dan Pergi
oleh Laylia / XII IPA 6 / 22
Dia datang...
Dia datang dengan sendiri
Menghampiri setiap naluri hati insan manusia
Membuat hati melayang tak menentu
Membuat terbang dalam lamunan
Terbang dalam dunia khayalan
Dunia yang tak tahu 'kapankah kita menggapainya?'
Mata pun tak berkedip olehnya
Tubuh pun dingin dihadapannya
Dingin, dingin seperti dinginnya salju
Dia, dia memang membuat harapan
Namun...
Dia pergi...
Dia pun dapat pergi dengan sendiri
pergi dari setiap naluri hati insan manusia
Membekaskan kesedihan dan amarah
Mengapa dia terasa jahat?
Mengapa dia terasa menjadi musuh?
Mengapa dia begitu tega?
saat meninggalkan hati insan manusia
Allah Maha Besar
oleh Laylia / XII IPA 6 / 22
Allah Maha Besar...
Allah Maha Besar...
Seluruh alam mengumandangkan nama-Mu
Di setiap alunan suara yang merdu
Ku sebut nama-Mu dalam sholatku
Setiap sujud selalu ingat pada-Mu
Hidup dan mati kuhaturkan hanya pada-Mu
Engkau-Lah raja, raja dunia dan akhirat
Ingatkanlah aku dan semua umat-Mu
Untuk selalu bersandar dalam ajaran-Mu
Allah Maha Besar...
Allah Maha Besar...
Seluruh umat-Mu menangis
Menangis mendengar nama-Mu
Ku sebut nama-Mu dalam doaku
Ku rangkai dalam kalimat mungil yang indah
Sebagai tanda puja dan pujiku terhadap-Mu
Engkau-Lah yang satu dalam hidup
Engkau-Lah yang satu dalam akhirat
Engkau-Lah yang satu dalam hati dan jiwa manusia
Pahlawanku
Oleh Ernes Putra Gunawan (XII IPA 6 / 10)
Dia laksana kuda perang
Membawa bendera api semangat
Menerjang kelamnya gelombang kegelapan
Menyongsong terbitnya sang fajar
Dia adalah pembimbing setitik cahaya
Yang padanyalah mereka berharap
Pengharapan yang tadinya tak pasti
Kini menjadi suatu kepastian
Demi saudara dan tanah pertiwi
Ia maju terus tanpa keluh
Biarpun raganya tercabik-cabik
Tak selangkah pun ia gentar
Kini kami dapat melihat itu
Sebuah perjuangan, penderitaan, dan pengharapan di lingkar matanya
Tiadalah seorang pun dapat mengukur itu
Sepetak tanah surga dipersembahkan baginya
Pahlawanku...
Wanita Keledai
Oleh Ernes Putra Gunawan (XII IPA 6 / 10)
Andaikan...
Aku adalah Edelweis di antara putih salju
Dia pastilah memetikku
Dengan sejuta kelembutan
Andaikan...
Aku adalah bidadari surga
Dia pastilah membelaiku
Dengan sejuta kehangatan
Andaikan...
Aku adalah kekasih Ganesha
Dia pastilah menghormatiku
Dengan sejuta kekaguman
Andaikan...
Aku adalah penguasa alam ini
Dia pastilah memujaku
Dengan sejuta kecintaannya
Andaikan...
Itu adalah nyata dunia ini
Pastilah aku wanita paling beruntung
Mendapatkan seluruh ksatria maya itu
Namun, aku tak seperti dulu lagi
Yang elok lagi rupawan
Lagi sempurna
Aku hanyalah bunga bakung
Yang lama telah mati entah dimana
Aku tak lebih bungai bangkai
Yang tak satupun ingin memandang
Aku adalah wanita keledai
Yang tak tahu apa-apa soal dunia ini
Aku hanyalah seorang budak jalang
Yang dia hargai tak lebih seringgit
Itulah duniaku...
Memang sungguh laknat dan kejam
Terasa pahit di hati
Lebih-lebih kematian
Bangkit Indonesia
Oleh Edward Hendra (XII IPA 6/9)
Jalani hidup penuh perjuangan
Tatap masa depan cerah penuh harapan
Belajar dari pengalaman bangsa
Jadikan kesalahan sebagai awal keberhasilan
Hadapilah kesukaran sebagai tantangan
Jangan mnyerah oleh kegagalan
Isi semangatmu oleh keberanian
Pelajarilah hal baru dalam hidup
Buat bumi Indonesia bersinar
Indonesia milik kita
Indonesia bukanlah milik mereka
Maju bersatu dalam kebersamaan
Bangkitlah Indonesia!!!
Keindahan Cinta
Oleh Edward Hendra (XII IPA 6/9)
Seindah rembulan yang menyinari malamku
Sehangat matahari senja yang menghangatkan tubuhku
Seelok pelangi yang berwarna-warni
Begitulah cinta hadir dalam hidupku
Cinta yang mewarnai hidupku
Membuatku seakan kehilangan kewarasanku
Merasakan betapa indahnya bercinta
Hanya ketentraman yang aku rasakan
Ketika cinta datang
Cinta mengalir begitu deras dalam hatiku
Mengalir seperti arus sungai
Menghantam seperti ombak lautan
Hatiku pun tak dapat menahan rasa ini
Tak mampu lidah ini mengatakan
Tak mampu mulut ini berbicara
Mengungkapkan rasa cinta yang ada di hatiku ini
Karena cinta itu terlukis bukan tertulis
Terlukis abadi di hati yang tidak akan habis dimakan waktu
Kehidupan Cinta
Oleh Agnes P. Advintari / 01 / XII IPA 6
Tidak dapat dilihat tapi dapat dirasakan
Semua orang mencarinya dan pasti akan memilikinya
Cinta
Satu hal yang membuat semua tampak sempurna
Yang hanya dapat ditemukan di suatu tempat
yang tak terpikirkan
Beberapa orang menemukannya di wajah anak-anak mereka
Beberapa menemukannya di mata kekasih mereka
Siapa yang dapat menyangkal
bahwa cinta membawa kebahagiaan
Beberapa menemukannya dengan berbagi setiap pagi
Beberapa dalam kehidupan sosial mereka
Kau akan menemukannya dalam kata-kata orang lain
Garis sederhana yang dapat membuatmu tertawa atau menangis
Kau akan menemukannya dalam persahabatan
Menghargai sebuah kebaikan dalam hidupmu
Dan kau tahu betapa berartinya hal itu
ketika kau menemukanya
Sepertinya tidak mungkin
Berjuang untuk setiap mimpimu
karna yang akan kau lepaskan
akan menyelesaikan semuanya
Inilah hal kecil yang hanya aku ketahui
Hanyut dalam gelombang emosi
dan tertangkap dalam mata badai
Dan itu seperti terbang tanpa sayap
Bagaikan surat-surat di langit
Tak peduli apapun pertanyaannya
Cinta adalah jawabannya
Dan itu tertulis dalam sayap seorang malaikat
Perubahan
Oleh Agnes P. Advintari / 01 / XII IPA 6
Menggenggam kejelasan dari suatu kebenaran
Bahwa semua manusia diciptakan sama
Bahwa semua manusia dianugerahi
oleh pencipta mereka dengan hak asasi tertentu
Diantaranya kehidupan, kebebasan
dan mengejar kebahagiaan
Keinginan mencapai lingkungan nasionalisme
Harus dimulai dengan suatu pemahaman
Menerima fakta bahwa ada hal-hal yang salah
dengan ruang lingkup dimana kita berada
Kemudian mengalamatkan kenyataan
tentang bagaimana mengubah keadaan
Nasionalisme
adalah tolok ukur yang sempurna
untuk menerima ketidakpedulian
dan membuat perubahan
di waktu yang sama
Kita tidak bisa memprovokasi
dalam menggambarkan atau bahkan membahas masalah
tanpa mengetahui solusi
Kita tidak bisa mengeluh tentang rasisme
jika kita memperlakukan satu sama lain dengan ketidakpedulian
Kita tidak bisa mengeluh tentang infrastruktur politik
jika kita tidak menggunakan hak kita untuk memilih
Kita telah menerima fakta begitu saja
bahwa kita memilikinya seperti halnya yang telah kita lakukan
dan jika kita tidak hati-hati,
suatu hari kita akan bangun dalam masyarakat totaliter
dilucuti dari ideologi dan kemerdekaan kita
Lalu, apakah yang membentuk suatu bangsa?
jika guna nasionalisme adalah mengubah
maka orang-orang di dalamnya harus berubah
KEMISKINAN
oleh Frisca Stepfani
Kemiskinan
Mungkin hal itu adalah hal yang biasa
Apakah itu dapat kita atasi??
Mungkin jawabannya dapat kita lihat
Saat ini mungkin.....
Orang yang kaya akan semakin kaya
Sedangkan orang miskin akan menjadi semakin miskin
Hal itu dapat lihat dari macam-mcam hal
Mungkin salah satunya adalah pendidikan
Meskipun sekarang ada program sekolah gratis
Tetapi hal itu belum dilaksanakan sepenuhnya...
Apkah kemiskinan dapat diatasi???
Mungkin jawabannya dapat dilihat dari usaha yang telah dilakukan
Karena Dia (oleh Leon Ricardo)
Ketika kau merasakan uapan nafas lembut ketika kau bernafas
Itu adalah kiriman pelukan dari surga
Dari Seseorang yang berada di atas langit tertinggi
Jika air hujan mendarat lembut di hidungmu
Tuhan menambahkan kecupan kecil
Ketika sebuah lagu yang kau dengar
Mengisimu dengan perasaan akan manisnya cinta
Lagi-lagi Tuhan mengirimkan pelukan hangat untukmu
Jika engkau terbangun di pagi hari
Karena nyanyian merdu burung merpati
Itu adalah musik yang dikirim dari surga
Untuk mencerahkan sepanjang harimu
Jika salju mungil mendarat di mukamu
Itu adalah belaian dikirim dari surga
Tertata dengan renda renda malaikat berbentuk salju
Maka dari itu tetaplah berbahagia dalam hatimu
Jika kau kesepian
Ingatlah Tuhan selalu ada bersamamu
Hati yang dingin pun akan mencair
Karena
Tak seorang pun berkata bahwa hidup kita akan mudah
Tapi dalam nama Tuhan, kita akan di bukakan jalan
Dalam laut yang tenang maupun laut yang berbadai.
...................................
Sedetik Lebih Lama (oleh Leon Ricardo)
Bila luka dan kepedihan dirangkai menjadi kata
Rasany air mata ini akan tumpah
Bila tak bisa di rangkai menjadi kata
Kan ku jadikan lagu cinta
Ku titipkan pd kerang
Sampai seseorang mendengarny
Punggungmu yang diam di ujung sana
Silau diterangi sinar bulan
Kenangan menyiksa hatiku
Bila luka ini sebagian dari perasaan
Aku hanya berlari agar tidak menangis
Tapi di akhir kau menyembuhkanku yang bersimbah air mata
Ingin kudekap engkau selamanya
Esok pun aku akan menyukaimu lagi
Mencintai dambaan dan kenyataan
Menggabungkan mimpi dan fakta
Walau jarak memisahkan
Barisan puisi ini akan menyebranginya
Langit dan laut akan melebur menjadi satu
Kelak kau pun akan mengerti artiny terlahir dengan sebelah sayap
Karenanya
Ak akan bersinar seperti bulan
Meperlihatkan sisi yang bersinar indah
Menyembunyikan luka di sisi yang dipenuhi jatuhnya meteor
Kini aku tak ingin menangis.
Karena itu...
Berbisiklah lebih keras pada angin di jalan, cermin air, dan sakura d malam hari
Agar aku bisa lebih lama tertawa,walau hanya sedetik lebih lama.
Oleh M. Reza Pratama / 26 / XII IPA 6
Tuhan…
Laksana embun pagi
Selalu hadir untuk menyejukkan hati
Laksana cahaya mentari
Selalu hadir untuk menerangi hati
Tuhan…
Laksana cahaya rembulan
Selalu hadir menyinari kegelapan hati
Laksana pohon rindang
Selalu hadir meneduhkan hati
Tuhan…
Hanyalah pada-Mu ku memohon ridho
Hanyalah pada-Mu ku memohon ampunan
Hanyalah Engkau hidup dan cintaku
Puisi yang ada di dalam jaringan ini harap dikirim secara objektif, jujur, dan disertai identitas yang benar. Bila karya dikirim melalui email pihak lain, puisi tersebut ditolak, begitu juga si pengirim yang bersangkutan. Orisinalitas lebih diutamakan serta kejujuran diprioritaskan dan diungkapkan secara objektif hitam di atas putih.
Tanpamu
Jutin Chandra / 21 / XII IPA 6
Tak pernah terpikir olehku
Bahwa hidupku kan seperti ini
Tak sedetik pun
Terbersit keadaan yang sedemikian rupa
Ketika kau pergi
Meninggalkan diriku sendiri disini
Kau biarkan aku menanti
Sampai wkatu yang tak ku ketahui
Pernahkah terbersit dibenakmu
Selangkah yang kau ambil
Membawa serta sekeping diriku
Yang selalu membutuhkanmu
Semua orang memandangku hina
Menganggap aku sedikit gila
Karena menantimu
Yang sebenarnya tak istimewa
Tak ada orang yang mengerti
Tak ada yang memahami
Semua rasa yang kualami
Semua hasrat yang kumiliki
Hasrat agar wajahmu itu
Hanya akan berseri saat menatapku
Hasrat agar kedua matamu itu
Hanya ingin melihat senyumanku
Hasrat agar bibirmu itu
Hanya ingin memanggil namaku
Hasrat agar dirimu
Hanya menjadi milik diriku
Mungkin kau tak tahu
Atau bahkan tak pernah ingin tahu
Bahkan tak seorang pun selain dirimu
Yang ingin mengetahui tentangku
Namun biarkan aku bersuara
Biarkan aku berteriak di udara
Melepas semua rasa dan kepenatan
Yang tertimbun menyesakkan dada
Aku memang tak sempurna
Tak seperti yang kau inginkan
Tak seperti yang kau harapkan
Bahkan mungkin tak pantas untuk mengharapkamu
Tapi biarkan dirimi melayang
Kembali ke saat di mana kita bersama
Saat kita berbagi suka dan duka
Saat di mana janji bersama itu masih ada
Ke mana semua kenangan itu
Hilang terbawa tiupan angin
Hilang tertimbun semua kebohongan
Atau kau campakkan di suatu tempat
Kembalilah padaku
Kembalilah menginginkan diriku
Kembalilah mengasihi diriku
Kembalilah mencintai diriku
Karena tanpamu
Aku hanya seorang yang hampa
Seorang yang menghabiskan harinya
Untuk menanti kehadiran cintanya
Karena tanpamu
Aku terus menanti
Seorang akan mengetuk pintu hatiku
Dan seorang itu adalah dirimu
Karena tanpamu
Tak akan ada canda tawa
Tak akan ada senyuman
Yang diperlihatkan oleh bibir merah ini
-----------------------------------
Ampunilah kami Hamba Mu
Jutin Chandra / 21 / XII IPA 6
Ya Bapa
Mungkin hamba hamba Mu berdosa
Hingga Kau beri hukuman seperti ini
Bencana alam datang silih berganti
Menghancurkan beberapa daerah
Dalam waktu singkat
Bencana yang mengambil beberapa nyawa
Nyawa para hamba Mu
Hamba Mu berdosa
Hamba Mu lalai dalam menjalankan perinta Mu
Hamba Mu ini terus melanggar keinginan Mu
Namun ampunilah hama mu ini Bapa
Hamba Mu ini tidak sadar
Yang kami pikirkan hanya kenikmatan sesaat
Kami hanya melukai kebaikan Mu
Beberapa dari kami para hamba Mu
Melukai sesama hamba
Menghina sesamanya
Bahkan merengut nyawanya
Untuk alasan yang tak berarti
Hamba Mu yang penuh dosa ini
Memohon pada Mu
Ampunilah semua kelalaian kami
Berikanlah kami maaf Mu
Bantu kami tuk perbaharui hidup ini
Agar dapat hidup dalam kasih Mu
Jauhkanlah kami dari godaan
Berdirilah bersama kami
Tuk sadarkan kami para hamba Mu
Agar tidak menjatuhkan diri ke dalam dosa
Agar kami tetap berdiri di sisi Mu
Janganlah pula masukkan kami ke dalam cobaan
Karena kami hamba Mu begitu rapuh
Kami terlalu lemah untuk menahan semua cobaan Mu
Kami bahkan terkadang begitu lemah dalam mengenali suara Mu
Bantulah kami hamba Mu ya Bapa
Lindungilah kami dalam kasih Mu
Berkatilah kami dalam rahmat Mu
Dan arahkanlah kami dalam kuasa Mu
H A N Y A
oleh: Winny Hakim (43)
Aku yang memikirkan
Aku yang bermimpi
Aku yang berhayal
Menginginkan hanya dirimu
Hanya dirimu seorang yang mengerti diriku
Hanya dirimu seorang yang mencintai diriku
Hanya dirimu seorang yang menggugah hatiku
Seperti cintaku padamu hanya akan untuk dirimu
Jangan kau lupakan aku walau hanya sekejap
Jangan kau dustai aku walau hanya sedikit
Jangan kau permainkan aku walau hanya sebentar
Seperti diriku yang tak akan pernah berhenti mencintaimu
Hanya desiran ombak yang dapat menyampaikan rinduku
Hanya tiupan angin yang dapat membisikan cintaku
Hanya hamparan pasir yang dapat membuktikan banyaknya cintaku
Semoga hanya cinta kita dapat melukis pelangi kemana pun kita pergi..
Pemuda Negri Ini
Oleh: Winny Hakim (43)
Jaman sekarang korupsi merajala
Indonesia yang kaya akan harta
Rakyat harus hidup menderita
Tidak merasakan hidup nyata
Di manakah letak pemuda bangsa ini
Yang lahir dari rahim peradaban
Dibesarkan oleh zaman
Dididik oleh pengalaman
Izinkan aku memberitahu
Bahwa di negara kita tercinta
Masih ada pemuda yang peduli
Pada keadaan negeri ini
Puisi Religi
DUSTAKU
Karya : Novita Sari /30
Kasihanilah aku Tuhan
Sebab aku berdusta dan merana
Sembuhkanlah aku Tuhan
Sebab tulang-tulangku gemetar
Kembalilah Tuhan…
Luputkanlah jiwaku
Selamatkanlah aku
Oleh karena kasih cinta Mu
Tuhan..
Aku lupa akan janjiku sendiri
Untuk menutup lembaran dosa-dosaku
Karena angin telah membawanya keluar memenuhi nafsu
Masa lalu seakan terus menghantui
Dalam setiap langkah kehidupan
Berjuta dusta yang tidak terampuni
Tapi aku sadar atas semua ini
Setiap malam aku mengenangi tempat tidur
Dengan air mata yang membanjiri ranjangku
Hakimilah aku Tuhan …
Apakah aku benar dan apakah aku tulus hati
Aku hendak bersyukur kepada Tuhan
Karena keadilan Nya yang maha besar
...........................................
Puisi Cinta
Bayangan Kisah Lama
Karya : Novita Sari / 30
Saat senandung asmara tiba
Dua sayap burung merpati terbang tinggi
Menyanyikan kidung cinta romantis
Mengarungi gelapnya dunia
Tergugah semua akan kenangan lama
Lembar-lembar kisah cinta itu
Menguak sudah…
Terasa jelas di pelupuk mata
Yang tertinggal hanyalah sebuah kenangan
Kenangan yang manis tak terlupakan
Terbawa terbang ke nirwana
Hangat mesra ku genggam intan permata
Melayang dan terus melayang…
Wahai sayangku..
Apakah arti semua ini
Telah banyak kita jalani bersama
Semua itu hanyalah sebuah bayangan kisah lama
Tapi biarkan dia pergi
Pergi bersama sang waktu
Kurangkai kembali sebuah kehidupan
Lembaran demi lembaran kulangkahi
Menembus alur-alur nan indah
Untuk menguak masa depan yang penuh harapan
Dia Begitu Berharga
karya : Suhendro Masuki / XII IPA 6 / 35
Dia, seorang yang selalu menjadi inspirasiku
Dikala pagi datang
Ia cerahkan hidupku
Berikanku semangat
Kuatkanku tuk selalu jadi yang terbaik
Seseorang yang buatku tak bisa berhenti memikirkannya
Selalu tertambat dalam pikiranku
Detik, menit, jam, bahkan tahun
Tiada waktu tanpanya
Sedih, senang, atau bahagia
Hanya dia yang ada di otakku
Seseorang yang telah membuat hidupku terasa lebih berarti
Membuat jiwaku kembali bergairah
Setiap langkahnya memiliki arti
Setiap ucapan mengandung makna
Hingga hidup terasa hampa tanpanya
Bergejolak dada timbul penasaran
Seseorang yang selalu hadir di mimpiku
Buatku tak bisa melupakannya
Bahkan hingga di bawah alam sadar
Hanya dia yang terlintas di sepanjang tubuh
Seseorang yang jadikan hidup ini terasa indah
Dikala bertatap muka
Berdegup kencang, tak sanggup menahan
Ucapan dari bibirnya berikanku semangat
Hingga terbuai ke himpunan awan
Hidup pun menjadi bermakna
Seseorang yang luluhkanku dengan senyuman yang dia miliki
Cerminan hati libatkan jiwa
Hancur dinding yang dipoles tegar
Dengan senyuman yang begitu menawan
Hingga hati tak tahan rasanya
Menahan hasrat untuk terus memandangnya
Seseorang yang berikanku kekuatan tuk lalui setiap hembusan nafasku
Disaatku jatuh
Dia bangunkanku dengan seribu tetesan air
Hingga hati tenang rasanya
Menikmati hidup bersamanya
Setiap hembusan nafasku
Hanya ada dia
Dia, tak pernah kubayangkan hidup ini tanpa hadirnya
Kau ciptakan beribu kisah indah
Yang tak mungkin kulupakan
Entah apa yang terjadi
Bila tanpamu disisiku
Karena dia adalah kamu
Demokrasi Anarki
karya : Suhendro Masuki / XII IPA 6 / 35
Berteriak lantang berkedok aspirasi
Mengumbar janji dan program suci
Lihat!
Semua orang bernafsu meraih kursi
Di tengah euforia terbukanya pintu reformasi
Gawat tuan!
Nurani bangsa telah dicuri
Mereka saling tuding san saling menggurui
Yang tidak setuju boleh gunakan emosi
Kerahkan massa, letupkan provokasi
Inikah yang kau sebut demokrasi?
Ah, itu semua hanyalah kesadaran palsu
Setiapkata mudah terucap
Tipu muslihat pun kau gunakan
Halal atau haram menjadi halal
Birokrasi macam apa ini semua?
Saya lelah
Kami lelah
Entah apa lagi yang akan terjadi
Apakah ini yang kalian harapkan?
Demi uang, kalian korupsi
Demi teman, kalian curang
Demi jabatan, kalian bohong
Gunakan segala cara tuk tutup kepentingan
Ciptakan keheningan, keruk keuntungan
Sungguh aneh negeri ini
Saat negara lain menggenjot perbaikan
Negeri ini kewalahan menciptakan kejujuran
Demokrasi runtuh, politik bersiasat
Setiap pihak berkonsolidasi untuk sembunyi
Uang pun jadi jaminan
Hukum akhirnya menjadi sampah di negeri ini
Semua runtuh begitu mudah
Berbagai pihak berperang demi kemenangan
Apalagi yang bisa dibanggakan dari negeri ini?
Apalagi yang dicari oleh negeri ini?
Ah, bukan, ini sih namanya democrazy!
Pantas saja setiap demonstrasi berhujung anarki
Rakyat berteriak, aparat menghadang
Pimpinan pun seolah menutup mata
Demi menutup semua kebobrokan
Semua ini terjadi
Karena kita sedang terlelap di alam demokrasi
Tak Terpisah
karya Jhohanes Salim XII IPA 6 / 20
Ketika kumelihatmu pertama kali
kutahu hanya kau seorang
tak satu kata pun keluar darimu
namun cinta telah mengudara
kau memegang tanganku
dan menaruhku ke dalam duniamu
dari situlah hidupku membaik
karena kutakkan kesepian lagi karena kau ada dalam hidupku
cinta bagaimanakah kujelaskan padamu
ketika kumerasa dan memikirkanmu
kuberterima kasih atas apa yang kau tunjukkan padaku
dan jangan pernah lupa bahwa aku mencintaimu
cinta kutahu suatu saat dan tak lama lagi kau akan disampingku
pegang aku erat - erat hingga kuselalu milikmu
apa yang tak bisa menjadi bisa karena kita telah bersama
ingatlah aku disini untukmu dan kutahu kau disana untukku
ketika kujauh darimu
aku hanya menutup mataku dan membayangkan kau disampingku
kulihat, kusentuh, dan kurasa layaknya angin
namun tak ada yang bisa menggantikan apa yang kurasa di dalam hatiku
harus seberapa jauh aku darimu
kutak tahu cinta tapi kutahu kita telah menyatu
Pahlawan Bersapu
karya Jhohanes Salim XII IPA 6 / 20
Hai kawan
tahukah engkau susahnya hidup
baik, hidupmu berkecukupan
hidupmu terasa lega
dan kau dapat tersenyum lebar
coba kau lihat ke bawah
mereka yang hidup di pinggiran
mereka yang hidup sulit
mereka yang menahan lapar
tak satu pun dari mereka hidup lega
setiap pagi kau lihat penggiran jalan
lihatlah para pahlawan berpedang sapu
mungkin kau pikir mereka bodoh
menyapu jalan yang pasti kotor kembali
namun aku teringat sebuah lagu dari Pak Ebiet
liriknya "tengoklah ke dalam sebelum bicara, singkirkan debu yang masih melekat"
lirik itu mengingatkan kita bahwa kita tidak lebih dari mereka
karena kita tak merasakan apa yang mereka rasakan
sulitnya hidup di pinggiran
pernahkan pula kau sadar
sampah di jalanan jadi derita mereka
dan pahitnya gaji mereka tak seberapa
bakan tak cukup untuk makan sehari
tapi mereka sabar dan tabah
mereka tetap berjuang demi hidup
mereka tetap berjiang menjaga kebersihan jalan
mereka bekerja untuk kita
tapi kita tak sadar
kita hanya tahu mereka bekerja
tidak perlu perhatian sama sekali
salah salah salah
mereka seharusnya dapat perhatian penih
tidak seperti mereka yang bergelimang harta di atas tumpukan debu
dan sampah hasil jerih payah mereka
selayaknya kita membantu mereka
kita harusnya berbagi nafas segar dengan mereka
dan dasari apakah kita bisa seperti mereka
menyapu di jalanan pagi - pagi tanpa malu
memungut sampah di jalanan tanpa pandang bulu
makan sehari tidak penuh
gaji tak cukup untuk menopang hidup
syukurilah apa yang telah diberi-Nya
sebarkanlah amal untuk membantu mereka yang mau berusaha
kelak mereka akan berbagi dengan kita di surga nanti
Arti Cinta
Oleh : Vanessa Cecillia/XII P 6/37
Cinta adalah kelabu
Membuat mabuk dua insan
Terpaku ciut dalam rindu
Menggempar hanyut serasa di badan
Aku di sini menunggu cintamu
Cinta yang selalu dipuja olehku
Aku di sini untuk ada di dekatmu
Menghangatkan batin yang rindu padamu
Hati bergejolak tiada henti
Merindukanmu layaknya hangat di siang hari
Berjuang demi cintaku akan kulewati
Hanya untukmu kepersembahkan dari hati
Cinta adalah hampa
Hampa bagai aliran sungai
Menggema di hati
Serasa dunia milik kita
Cinta tak seumur jagung
Mengendap layak ny hantu
Bertingkah layakny menantang
Menghadapi arus menerpa hatiku
Cinta tak selalu setia
Berkehendak sesuka hati
Tidak tahu kapan dan dimana
Sampai saat tersentuh hati nurani
Kami Memilih Tapi Tak Mendapat
Oleh : Vanessa Cecilia/XII P 6/37
Hari itu
Kau hampiri kami
Di tengah kegersangan ini
Kau tawarkan kesejukan
Kami mendengar
Tapi kami ragu
Esoknya kau datang lagi
Saat kami jenuh
Kau datang tawarkan hiburan
Kami menyimak
Lalu mulai percaya
Esoknya kau datang lagi
Kali ini
Janjimu semakin menggiurkan
Kau tawarkan kesejahteraan
Kami kagum
Percaya
Puncakny
Kami pilih kau
Wakil kami
Tapi
Janjimu tak kunjung nyata
Akhirnya
Kami bosan
Kami benci
Kami memilih tapi tak mendapat
Ketika Aku Jatuh Cinta
Oleh: Nadia / 28 / XII IPA 6
Mereka bilang...
Senyum itu biasa saja
Namun mengapa hatiku luluh?
Mereka bilang...
Tawa itu tak berarti
Namun mengapa aku terpana?
Mereka bilang...
Canda itu tidak lucu
Namun mengapa aku tertawa?
Mereka bilang...
Suara itu tidak istimewa
Namun mengapa seperti nyanyian bagiku?
Mereka bilang...
Sorot mata itu tidak tajam
Namun mengapa tepat menusuk hatiku?
Mereka bilang...
Langkah itu menyesatkan
Namun mengapa aku ingin ikut?
Mereka bilang...
Kau adalah sebuah kesalahan
Namun mengapa aku tak ingin menjadi benar?
Mereka bilang...
Jatuh itu sakit
Namun mengapa aku justru bahagia
ketika aku jatuh cinta padamu?
Lalu aku bilang...
Karena aku tak sanggup menemukan alasan apapun
Ketika aku jatuh cinta
Kembali
Oleh: Nadia / 28 / XII IPA 6
Ketika mata dibingkai tangis
Ketika hati tergores pilu
Ketika raga telah menjadi rapuh
Ketika jiwa kehilangan arahnya
Ketika dosa ini begitu memberatkan
Ketika itulah...
Sosok yang lemah dan hina ini kembali
Kembali padaMu
Pada penciptanya yang Agung
Pada satu-satunya Tuhan yang berkuasa
Dengan rintihan yang memohon
Untuk sekedar belas dan kasihMu
Mengemis untuk sebuah ampunan
Berharap akan adanya seberkas cahaya
Yang akan menuntun sosok ini
Kembali padaMu
Kepada Pak Kasdi, saya Jhohanes Salim / XII P 6 / 20 mohon maaf atas penggunaan yang berulang - ulang (saya pemakai ID "Webejok"). Kelalaian ini dikarenakan tidak adanya pemberitahuan terlebih dahulu. Saya hanya bermaksud untuk membantu teman dan saya tidak dibayar sepeser pun. Beberapa dari mereka tidak mengerti sama sekali cara memposkan komentar pada blog bapak bahkan beberapa dari mereka kerap menelpon saya dan tetap saja tidak mengerti. Saya menyatakan bahwa karya mereka yang saya poskan merupakan karya orisinil dan tidak direkayasa karena email mereka masing - masing masih ada pada kotak masuk email saya dan kotak masuk akun facebook saya. Mereka hanya mengirim dari dua media tersebut sehingga saya dapat menunjukkan kepada bapak dan bapak dapat mencek ulang orisinalitas puisi mereka. Sekali lagi saya mohon maaf.
Menanam Cinta
Karya Sanlidya / XII IPA6 / 32
Berusaha menggarap hati yang kosong
Mencoba tuk menemukan pujaan sayang
Menggemburkan hati dengan ketulusan
Menabur benih cinta kasih
Bersama menanam buah cinta
Mencoba tuk mengenal pujangga hati
Menaruh hati kepada sang kekasih
Mencoba tuk mengikat hati
Memelihara hati tuk setia
Disiram dengan kejujuran
Dirawat dengan sgala kekuatan
Dipupuk dengan kesabaran
Harapan besar sedang menanti
Janganlah takabur ketika cinta tlah diraih
Sujudmu akan kemuliaan-Nya
Puji syukur kepada yang memberi berkah
Karna cinta adalah anugerah terindah
Janganlah pula duka kala gagal bercinta
Masih banyak ikan dilautan kan menanti
Karna cinta tak harus memiliki
Cinta adalah pengorbanan yang berarti
-----------------------------------------------------
-----------------------------------------------------
Keadilan Birokrasi
Karya Sanlidya / XII IPA6 / 32
Demi sebutir beras
Rakyat mengemis
Demi setetes minyak
Rakyat harus menangis
Demi uang
Rela mengantri
Rela mengabaikan waktu
Rela kehilangan jiwa
Orang kecil sengsara
Orang besar tertawa
Pemerintah diam tanpa kata
Dimanakah keadilan birokrasi?
Birokrasi yang hancur berantakan
Hanya membuat rakyat melarat
Orang besar semakin besar
Orang kecil semakin menciut
Akankah keadilan itu kan datang?
Tiada kata yang terucap..
Akankah semua ini kan berakhir?
Biarlah waktu yang menjawabnya....
Kesenjangan Sosial
oleh Ferik Tantomi (13/XII IPA 6)
Kutatap suatu fakta dengan mataku
Fakta yang terungkap dan telah sejak dulu kala
Sedih tak terbedung air mataku
Melihat mereka yang penuh derita
Jeritab tangis terdengar di telingaku
Menghanyutkan hati kecilku
Melihat semua yang tak berdaya di sekelilingku
Jeritan jeritan mereka menggema di pikiranku
Seakan haru aku hanyut dalam sedihku
Berimajinasi aku menjadi mereka
Terbaring lemas tubuhku
Menunggu sesuatu yang tak pasti dari kita
Jalan Cintaku
Oleh Ferik Tantomi (13/XII IPA 6)
Aku tertawa nan gembira
Dalam suka tawa ak melakukannya
Di liang telingaku senandung suara merdu
Yang kutahu itu suara pujaan hatiku
Kutolehkan seluruh kepalaku untuk melihat kepala indahmu
Hingga fajar kuterdiam menatapmu
Tak berani kutolehkan sedikit pun kepalaku
Kutahu kala engkau akan pergi tinggalkanku
Tak lekang oleh waktu kau pun berlari tinggalkanku
Dalam kesunyianku hanya dapat menangis dalam hati
Aku tahu jalan cintaku ini tidak semulus tubuhmu
Tekad baja senandung kukeluarkan hinga mati
Aku tak peduli apa maumu
Aku tak peduli apa masalahmu
Aku tak peduli apa ocehanmu
Aku hanya perhatikan bagaimana aku dapat menarik hatimu
Kau pun berlari dengan hempasan kaki
Aku kencangkan kakiku untuk mengejarmu
Demi cintaku ini kulakukan segenap hati
Aku mau engkau menolehku dan menatapku
Belum sempat kusampaikan isi hatiku
Kau pun pergi tinggalkanku
Aku kejar dan kejar hingga di suatu jalan penuh keramaian
Kulihat dengan seksama kanan dan kiriku
Hiruk pikuk menggelegar di telingaku
Itu merupakan sejuta wanita
Layaknya arus ombak meneriaku
Aku sadar bahwa aku harus mencari seorang wanita
Seorang yang kucintai dengan ragaku ini
Aku tak hiraukan keramaian itu
Aku hanya mau pujaan hatiku
Kelak ku harap kau kembali padaku ini
AKU INGIN
Karya Devi Fitria T./06/XII IPA 6
Setiap Matahari mulai turun
Angin sepoi-sepoi meniup kencang
Dari kejauhan mata memandang menembus angin
Kulihat Putih berkilau badan itu
Hijau kuning membaluti tubuh yang elok
Mata berbulat hitam gemerlap
Bergetar hati ini melihatnya
Aku ingin menjabat tangannya
Aku ingin mengatakan “Halo!” kepadanya
Ketika melihatnya disana
Aku tidak bermaksud menatapnya
Tetapi pikiranku kemana-mana
Aku ingin tahu
Berdegup kencang detak hati ini
Semakin lama memandang
Tak dapat dikontrol
Aku ingin tahu
Bayangan indah sempurna dirinya
Mengelilingi pikiranku
Apa yang sedang ia pikirkan
Apa yang sedang ia tunggu
Aku ingin tahu
Aku ingin pergi kemana pun ia pergi
Aku ingin mengenalnya
Aku ingin memeluknya
Aku ingin mencumbunya
Aku ingin mengatakan “Aku Jatuh Cinta Kepadamu!”
...................................
PERJUANGAN SEMANGAT KEMERDEKAAN
Karya Devi Fitria Tanugrah / 06 / XII IPA 6
Apa yang dipikirkan penjajah itu!
Kekuasaan
Kelicikan
Kebohongan
Penipuan
Semua dilakukan hanya untuk sebuah kesenangan belaka
Tahukah kau wahai penjajah!
Berapa banyak korban yang kau tumpahkan
Berapa banyak perpecahan yang kau adukan
Berapa banyak tempat yang kau hancurkan
Berapa banyak negeri yang kau jajah
Semua kau tidak tahu berapa!
Tahukah kau wahai penjajah
Semua bangsa yang kau jajah, telah terluka hancur berkeping-keping
Tak ada obat yang dapat menyembuhkan,
Luka yang telah kau perbuat hingga berlubang dalam
Semua mata bangkit
Tidak ingin lagi semakin menderita
Setiap hari terus berusaha
Berusaha membuat agar kau penjajah terdepak dari negeri ini
Semua mata bangkit
Memperbaiki luka yang mendalam
Tanpa memandang upah
Tanpa memandang jantung
Tanpa memandang kepala
Satu per satu mata itu,
Terus berlari melakukan perang terhadap kau penjajah
Usir penjajah dari negeri ini
Perang perang perang
Terus dilakukan
Hingga kau penjajah pergi dari negeri ini
Suatu kemenangan bagi negeri ini
Setiap mata telah berhasil melakukan tugasnya
Merdeka bagi negeri ini
Merdeka bagi rakyat ini
Merdeka bagi Indonesiaku ini
Kemerdekaan adalah kemenangan sejati bagi negeri Indonesiaku
Perjuangan setiap mata itu
Tak boleh hanya sampai pada keluarnya penjajah dari negeri ini
Generasi terus-menerus,
menciptakan setiap langkah yang baru
meneruskan perjuangannya
Bangkitlah kita generasi ini!
Teruskan perjuangan setiap mata itu!
MERDEKA! MERDEKA! MERDEKA!
Dongeng kelabu
Dicky kuswira / XII IPA 6 / 7
Kupejamkan mata..
Sedetik..
Dua detik..
Sepuluh detik..
Kilas balik warna jingga kebiruan..
Berawal dari senyum dari seberang ruangan
Rambut hitam gelap tersibak, sepasang mata binar mentari berpayung hujan
Sebelas..
Duabelas detik..
Tawa bergemerincing, simfoni lagu malaikat..
Kedipan lugu gadis berpangku, sebelah
Petir serasa alunan musik romantis Bach..
Lima belas..
Deg.. deg.. deg..
Pipi susu bersemu merah muda..
Saya jatuh cinta, demikian akumu..
Deg... deg..
Kamu terlanjur cinta dengan pangeran kuda putihmu
Deg..
Sayang, saya hanya bocah tetangga bergeligi coklat
....
Kamu bergulir air mata..
Saya banjir darah
Ketika torehan semakin dalam, saya menyaksikan rasa mati perlahan..
Kamu esensial..
Dan saya terpaksa hanya menjadi kuli pangeranmu..
Kamu rembulan..
Saya bintang..
Kamu begitu dekat dalam bahasa awam manusia
Saya bersinar untuk kamu..
Kamu bersinar untuk bumi..
Saya sembunyi kedasar samudra
Ketika bibirmu berkhusyuk menyebutkan nama ‘pangeran’
Dan saya hanya bisa berkata sabar ketika bibirmu mengerucut sebal
Jangan tanya betapa sakitnya..
Saya tidak sudi memohon,
Supaya kamu berpaling
Supaya kamu mengerti..
Supaya istana putihmu tidak hanya berisi kisah kasih ‘aku-pangeran’, lalu berakhir bahagia selamanya..
Jangan tanya seberapa dalam luka saya
Karena saya, dengan menanggalkan semua keangkuhan, akan mencintai kamu meskipun kamu berkata tidak untuk saya..
Karena saya jatuh cinta..
Pada saat yang tidak tepat
Pada kamu, gadis yang tepat
Arus kolonialisme
Dicky kuswira / XII IPA 6 / 7
Merdeka..
Serentak, keras, tegas..
Sudut bibir berkedut mengembang
Tapi kami tentara, selalu bersahaja
Bukan anak bau kencur..
Tukang pamer, tukang belagu..
Angker..
Begitulah mata orang-orang meninjau raut kami
Hormat..
Begitu tindak-tanduk orang memuja kami..
Kami berjuang..
Dari jiwa muda bau manis sampai tua bangka bau amis
Dari pipi gembung merah bersemi hingga keriput kecut disana-sini
Kematian menyergap silih berganti
Tapi.. apakah kami mengaku kalah?
Apakah kami mundur menyerah?
Tidak..
Kami adalah jiwa-jiwa bangsa Indonesia bermartabat luhur..
Harga diri boleh dikata setinggi langit..
demi memperjuangkan bangsa kami, kenapa tidak?
2009..
Megah sekali angka tertera pada kalender dinding rumah
Merdeka?
Apa pula itu, begitu kata para anak muda jaman sekarang
Merdeka sudah kadarluasa, basi, payah..
Kami, para pejuang, tertawa...
Trend?
Apa pula itu..
Tak berguna, sia-sia, buang-buang tenaga..
Sudah bisa pakai baju, tampanlah itu anak-anakku..
Para pejuang muda era modern sakaw mariyuana westerness
Mabuk kepayang teknologi jepang aduhai..
Tergila-gila junk food gempa di mulut..
Revitalisasi nasionalisme, itukah obat untuk bangsa kita?
....
Jawaban ada ditangan anda..
Cinta Kembalilah
Oleh : Novita Setyamichelle / XII P 6 – 31
Sungguh..
Tak dapat kuucapkan dengan kata-kata..
Betapa indah hariku..
Perhatianmu membuatku tertawa..
Kepercayaanmu menenangkanku..
Cintamu menerangkan hariku..
menerangkan duniaku..
Namun..
Ketika aku terbangun,
Aku sadari..
Kau telah pergi..
Tinggalkan diriku sendiri..
Perhatianmu lenyap..
Kepercayaanmu pergi...
Hingga kini tak ku ketahui,
Kemana Cinta itu pergi,
membawa separuh hatiku..
Tanpa Perhatianmu, diri ini kecewa..
Tanpa Kepercayaanmu, diri ini gelisah..
Tanpa Cintamu, hariku gelap..
Diri ini hampa tanpa dirimu disampingku..
Cinta jangan kau pergi, diri ini membutuhkanmu..
Cinta jangan kau pergi, ‘ku merindukanmu..
Cinta jangan kau pergi, hidup ini sungguh tak berarti tanpamu...
Cinta kembalilah, kembalikan duniaku..
Cinta kembalilah, buatku tertawa..
Cinta kembalilah, terangkan duniaku..
Cukup satu kali saja, biarkan aku rasakan indahnya dunia..
Untuk terakhir kalinya...
Negeri apa Indonesiaku
Oleh : Novita Setyamichelle / XII P 6 - 31
Saudara,
Negeri macam apa Indonesia ?
Jelaskan padaku Negeri macam apa ini?
Ketika jumlah pengangguran terus bertambah
dan jumlah keluarga miskin makin banyak,
ketika harga-harga tak henti naik berlipat...
Aku mendengar Presidenku memekik, “BERSAMA KITA BISA!
BERSAMA INDONESIA BISA!”
Aku tertawa dan bertanya pada diriku sendiri,
“Bagaimana kita bisa jika sekadar untuk memekik ?”
Ketika harga solar melambung tinggi
Aku mendengar anak-anak dengan
Membusungkan dada, fasih bernyanyi,
“NENEK MOYANGKU ORANG PELAUT...”
Tetapi aku melihat...
Laut negeri ini dijarah kapal-kapal asing raksasa penangkap ikan,
sementara nelayan-nelayan Indonesia tak melaut.
Aku mendengar pasangan calon Bupati, calon Walikota,
calon Gubernur dan bahkan juga para calon Presiden..
Menjanjikan PENDIDIKAN GRATIS..
Namun,
Aku melihat bangunan REOT..
Ribuan sekolah dasar ambruk..
bukan karena angin puting beliung
Melainkan karena tak ada kucuran dana untuk perawatan
termasuk renovasi...
Katakan padaku, Saudara
Katakan padaku...
Negeri macam apa Indonesia..
Rakyat ini merindukan pemimpin adil..
Katakan padaku, Saudara
Katakan padaku...
Negeri macam apa ini, saudara?
Bencana apa lagi yang akan dikandung Negeri ini.
Katakan padaku, Saudara
Katakan padaku...
Kapankah penderitaan Negeri ini berakhir ?
Kisah Cinta Klasik
Karya : Luvily Febriani (XIIP6)
Dua orang berbeda
Yang mencoba hidup bersama
Sampai dua hati menjadi satu juga
Dalam satu ikatan yang dinamakan cinta
Hari-hari berlalu sudah
Yang membuat semuanya berubah
Namun tidak dengan cinta yang indah
Yang telah dipupuk sejak lama
Suka duka, dilalui bersama
Manis pahit dunia, dirasakan berdua
Yang membawa rasa bahagia
Dan menambah rasa suka
Sungguh cinta yang begitu indah
Cinta yang menyembuhkan segala luka
Cinta yang dapat meredam amarah
Yang selamanya takkan berubah
KasihMu Tuhan
Karya : Luvily Febriani (XIIP6)
Kutahu, seringkali kumenyakitiMu
Seringkali aku menjauh dariMu
Aku pun tahu, aku sering mengecewakanMu,
Namun Engkau selalu membalasnya, dengan kasih yang tak ternilai harganya
Disaat kesulitan melanda
Dan aku tersesat dari jalan yang Engkau punya
Engkau datang mengangkatku
Dan menunjukkan jalan lurusMu
Ketika aku butuh bantuan
Engkau datang dengan sebuah kesempatan
Kesempatan yang memberiku sebuah harapan
Harapan yang memberiku kekuatan, untuk bangkit dari semua kesalahan
Trimakasihku padaMu oh Tuhan,
Karena Engkau bukan memberikan apa yang aku inginkan
Tetapi aku selalu mendapatkan segala karunia yang aku butuhkan
Sehingga aku dapat menjalani hidup dengan aman
Kisah Cinta Klasik
Karya : Luvily Febriani (XIIP6)
Dua orang berbeda
Yang mencoba hidup bersama
Sampai dua hati menjadi satu juga
Dalam satu ikatan yang dinamakan cinta
Hari-hari berlalu sudah
Yang membuat semuanya berubah
Namun tidak dengan cinta yang indah
Yang telah dipupuk sejak lama
Suka duka, dilalui bersama
Manis pahit dunia, dirasakan berdua
Yang membawa rasa bahagia
Dan menambah rasa suka
Sungguh cinta yang begitu indah
Cinta yang menyembuhkan segala luka
Cinta yang dapat meredam amarah
Yang selamanya takkan berubah
KasihMu Tuhan
Karya : Luvily Febriani (XIIP6)
Kutahu, seringkali kumenyakitiMu
Seringkali aku menjauh dariMu
Aku pun tahu, aku sering mengecewakanMu,
Namun Engkau selalu membalasnya, dengan kasih yang tak ternilai harganya
Disaat kesulitan melanda
Dan aku tersesat dari jalan yang Engkau punya
Engkau datang mengangkatku
Dan menunjukkan jalan lurusMu
Ketika aku butuh bantuan
Engkau datang dengan sebuah kesempatan
Kesempatan yang memberiku sebuah harapan
Harapan yang memberiku kekuatan, untuk bangkit dari semua kesalahan
Trimakasihku padaMu oh Tuhan,
Karena Engkau bukan memberikan apa yang aku inginkan
Tetapi aku selalu mendapatkan segala karunia yang aku butuhkan
Sehingga aku dapat menjalani hidup dengan aman
MEMILIHMU
oleh: Yolanda Chyntya Noviyanti Basaria (XII IPA 6 - 45)
Resah
Bimbang
Gelisah
Semua rasa berkalut menjadi satu
Beribu tanya dalam anganku
Dunia beri berjuta pilihan
Saat dia datang
Benakku bekerja keras
Hatiku pun mulai berseru
Apakah dia untukku?
Kujalani
Kutempuh
Kuarungi
Namun ternyata bukan dia
Saat kau datang
Benakku bekerja semakin keras
Hatiku berseru semakin kencang
Namun entah mengapa rasa gelisah yang sempat ada
Kini pergi jauh menghindariku
Sekarang aku tahu
Ternyata memang kamu
-----------------------------------
JANGKAU PEMUDA
oleh: Yolanda Chyntya Noviyanti Basaria (XII IPA 6 - 45)
Jiwa muda yang berkobar
Semangat muda yang membara
Kini pudar terbawa angin petang
Kucari di balik awan
Kucari di dasar lautan
Tak kujumpai jua
Aku lelah mencari ke ujung dunia
Hanya dunia kelam yang kudapat
Aku letih menunggu sampai waktu berhenti berputar
hanya kesunyian yang kudengar
Bangkitlah pemuda
Kembalilah jiwa muda
Tanah air selalu menanti
Hingga akhir waktu menghampiri
Pemuda Laksana Terang
Karya:Willy Gunawan
(XII IPA 6 / 42 )
Pemuda laksana terang
Memberi harapan di tengah kegelapan
Menjadi tumpuan harapan baru
Di tengah redupnya sinar yang cemerlang
Pagi berganti malam
Matahari berganti bulan
Jiwa yang lama akan pupus
Takkan ada yang abadi
Walau pagi berganti malam
Cahaya benderang akan selalu ada
Menjadi pelita hidup nan gelap
Menghapus kegelapan yang mendera
Pemuda bagai cahaya bangsa
Membangun bangsa dengan seluruh jiwa
Melindungi bangsa dengan segenap raga
Semua terpadu dalam satu asa
Memilki bangsa yang berjaya
Wahai jiwa yang terang
Janganlah engkau menjadi redup
Teruslah bersinar dengan terang
membangun sebuah tempat yang indah
yang menghapus kegelapan yang ada
------------------------------------
Kaulah Hidupku
Karya:Willy Gunawan (42)
Hari-hari t'lah kulalui dengan tawamu
Hidupku terus kujalani dengan kau di sampingiku
Jalanku terasa hampa tanpa kau disini
Ku ingin s'lalu ada dirimu di setiap hariku
Dalam kata dapat terucap dusta
Tetapi hati tak dapat berdusta
Tak dapat kupungkiri bahwa kaulah cintaku
Yang selama ini menemaniku
Yang selama ini memegang erat tanganku
Yang selama ini membuat aku hidup
Kelembutanmu yang menenangkanku
Keceriaanmu yang mengisi hariku
Tatap matamu yang membuatku tak berdaya
Dan indahnya dirimu yang tak sirna oleh waktu
Kini baru aku sadari...
Kaulah anugerah yang paling indah di dalam hidupku
Bagaikan bulan yang menerangi malamku
Bagaikan awan yang berarak mengiringiku
Dan bagaikan separuh jiwaku yang t'lah lama kucari
Ku kan s'lalu menjagamu
Walau ku harus terjatuh dan terluka
Walau nafasku ini harus berhenti
Takkan kubiarkan kau bersedih
Takkan kubiarkan kau terluka
Sebab bagiku...
Bahagiamu adalah mutiara terindah dalam hidupku
Hari terbaik
Oleh Nobel(XII IPA 6)
Saat aku melihatmu,
Berjalan memasuki kelas itu,
Dalam diriku berkecamuk suatu perasaan
Dari hatiku untukmu.
Seolah-olah waktu berhenti
Ketika mataku terpaku menatapmu
Pikiranku kacau tak menentu
Hasrat ini inginkan kau jadi milikku.
Aku tidak pernah merasa seperti diriku
Ketika kau masuk ke pandanganku
Aku tidak pernah merasa sekujur tubuhku kaku
Sebelum kau masuk dalam hidupku
Begitu banyak pikiran dan perasaan
Berlari dalam benakku
Sementara aku panik mencari jalan
Untuk mengatasi keanehan itu
Tiba-tiba kau menyapaku
Membangunkan aku dari lamunanku
Senyum menghiasi wajahmu
Membuat jantungku serasa penuh
Itu hari terbaik dalam hidupku
Aku depertemukan denganmu
Dapat mengenal hatimu
Dan menjadi sosok yang berarti bagimu
Kau adalah gadis yang paling indah yang pernah kutemui
Terlalu banyak hal-hal hebat tentang dirimu
Aku harap ini berlangsung selamanya
Karena hidup tanpamu tak pernah terlintas dalam pikiranku
Demi Aku
Karya : Wendy / XII IPA 6 (40)
Dulu.............
Ketika ia berada di sampingku
Aku merasakan adanya getaran-getaran
Getaran yang membuatku bahagia
Getaran yang tak hanya sebuah getaran
Getaran yang mengeluarkan aura kasih sayang demi aku
Aku yang begini dan dia yang begitu
Tak terasa waktu terus berlalu
Ketika itu..........
Dia yang masih berada didekatku
Yang menabur cinta kasih dan sedih dalam hidupku
Yang tiada hentinya menyemangatiku
Yang rela berkorban demi aku
Demi aku,demi aku dan selalu demi aku dia melakukannya
Hari berganti hari.....
Waktu berganti waktu....
Namun.......
Perasaan itu... getaran itu...
Tetap terasa dihatiku
Dihatiku yang bergelimang air mata
Karena demi aku dia melakukannya
Sekarang.........
Sesuatu telah terjadi.......
Teganya aku melakukan hal itu
Hal yang membuatnya sedih dan kecewa
Aku yang sekarang ini
Telah berbeda dengan aku yang dulu
Aku yang terbuka
Aku yang ceria
Telah berubah menjadi aku yang pendiam dan pemurung
Namun.......
Dia......
Tetap seperti dulu
Yang baik hati demi aku
Yang ceria demi aku
Yang sedih karena aku
Yang............
Tetap demi aku dia melakukannya
------------------------
Karena Uang
Karya : Wendy / XII IPA 6 (40)
Malam itu..........
Malam dimana aku bersama temanku
Malam dimana kami tertangkap
Malam dimana penderitaan kami dimulai
Beliau,
Orang yang dengan sengaja menangkap kami
Orang yang dengan sadisnya menyiksa kami
Ternyata bukan orang yang baik
Kami....
Tidak dapat berbuat apa-apa
Tidak dapat mengungkap kebenaran
Ditindas, disiksa, dan dihina
Semua itu dilakukannya tanpa belas kasihan
Mengapa... mengapa...
Mengapa semua itu dapat terjadi
Mengapa kami disiksa
Mengapa kami dipaksa mengakui barang yang bukan milik kami
Mengapa...............
Uang!
Hanya uang!
Yang ada dipikiran mereka
Yang ada dijiwa mereka
Yang dapat menjawab semuanya
Apakah itu...?
Tujuan awal mereka
Alasan menangkap kami
Alasan menyiksa kami
Alasan menghina kami
Malam pun berganti
Penderitaan itu terus berlanjut
Penderitaan itu terus mengintai
Dan kami pun bertanya," Dapatkah penderitaan itu dihilangkan ?"
Dan engkaulah yang dapat menjawab
Semua penderitaan kami
Semua hal yang terjadi pada kami
Hanya kamu seorang
Hidup Dalam KasihMu
Oleh Nobel(XII IPA 6)
Tuhanku
Kau bentuk aku sebelum dunia dijadikan
Kau ciptakanku
Kau peliharaku
Seakan hidupku penuh denganMu
Kau merancang seluruh nafas hingga denyut nadiku
Seringkali aku tak mengerti kehendakMu
Seringkali aku kecewa dan menyalahkanMu
Aku seolah merasa Kau tinggalkan aku seorang diri
Tapi saat itu ada sesuatu yang menguatkanku
Aku tahu Kau hadir dan membantuku
RencanaMu indah pada waktunya Tuhan
Setiap perkara yang terjadi dalam hidupku
Membuatku belajar
Membentangkan sayapku terbang jauh lebih tinggi
Untuk semakin dekat denganMu
Indah hidupku bersamaMu Tuhan
Merasakan kasih setiaMu yang begitu besar
Mengalir dalam setiap sel-sel di tubuhku
Tiada yang lain yang lebih besar dibandingkan kasihMu Tuhanku
Egoiskah Aku?
Oleh : Jesslyn Margaret
Egoiskah aku?
Jika aku berharap kau selalu memikirkanku
Karena aku selalu memikirkanmu
Egoiskah aku?
Jika aku berharap kau hanya menginginkan diriku
Karena aku hanya menginginkan dirimu
Egoiskah aku?
Jika aku ingin kau selalu bersamaku
Karena aku selalu ingin bersamamu
Egoiskah aku?
Jika aku tidak rela ada orang lain di hatimu
Karena di hatiku hanya ada dirimu
Egoiskah aku?
Jika aku berharap cintamu hanya untukku
Karena aku hanya mencintaimu
Setiap Orang Itu Sama
Oleh : Jesslyn Margaret
Mengapa orang miskin selalu diremehkan?
Mereka selalu dianggap hina oleh orang mampu
Bayangkan saja jika di dunia ini tidak ada orang miskin
Pastilah tidak ada yang mau membantu orang mampu
Mengapa orang miskin selalu dianngap tdak layak?
Lihatlah jika orang miskin itu datang ke took kelas atas
Mereka tidak akan dianggap di sana
Bahkan ada yang sampai diusir
Mana rasa keperimanusiaan kita?
Mengapa kita masih saja melakukan diskriminasi?
Bukankah setiap insane mempunyai hak yang sama?
Hilangkanlah rasa diskriminasi itu!
Karena baik orang yang mampu maupun tidak
Mempunyai hak yang sama di bumi ini
PUISI CINTA
VITAL
Aristea K.W. / XII IPA 6 / 02
Kehadiranmu,
membawa semangat di jiwaku,
memberi terang di setiap sudut hatiku,
mewarnai lembaran hariku.
Melihatmu tersenyum,
memberiku keindahan dunia.
Melihatmu tertawa,
memberi kenangan manis di memoriku.
Mengenalmu,
merupakan mimpi terindahku,
merupakan karunia terbesarku.
Kehadiranmu, melihatmu, mengenalmu,
telah mengubah arah hidupku,
karena kau adalah vital di hidupku.
PUISI NASIONALIS
Generasi Baru
Aristea K.W / XII IPA 6 / 02
Kami yang tertindas,
kami yang menjadi budak dinegeri sendiri,
kami generasi terjajah di negara yang merdeka.
Tetapi,
Kamilah generasi baru,
hasil didikan negara ini,
generasi calon pemimpin bangsa.
Kami generasi baru pembawa perubahan,
permadani dengan intan berkilauan akan menjadi selimut negeri ini,
negeri yang tandus akan kembali ke masa keemasannya,
negeri yang terkucilkan akan menunjukkan jati dirinya.
Karena kamilah generasi baru,
yang akan menjadi taring negeri ini,
yang akan berkoar di ajang dunia,
penentu masa depan negeri ini.
GORESAN PENA UNTUK KEKASIHKU
(persembahkan untuk dia yang menjadi inspirasiku)
oleh : Yeremia Alfa Adimurti
cinta....
berawal dari rasa suka
kemudian merasuk ke dalam sukma
mengintervensi segala dalamnya
membentuk sebuah cinta untuk dirinya
ada bayang yang tak pernah pergi
ada nama yang selalu mendiami
serta seutas wajah yang menerangi
bangkitkan semangat diri tuk lalui hari-hari
meski kutahu tak akan mungkin diriku
menembus kerajaan cinta di hatimu
perlahan ku coba mengungkapkan kepadamu
apa yang selama ini dihatiku
aku mungkin bukanlah seorang pujangga
seseorang yang mampu memainkan kata-kata
bukan jua seorang komposer muda
yang menciptakan nada-nada melodi jiwa
ini aku dengan segala kekurangan
dengan segala keterbatasan
aku ingin mengungkapkan
apa yang selama ini ku rasakan
aku ingin kamu tahu
betapa aku mencintaimu
dalam keheningan
dengan perlahan
kepala kau anggukkan
tanda sebuah penerimaan
walau ku tahu
suatu saat nanti kita kan terpisah jauh
janganlah ragu kekasihku
aku yakin cinta kita kan tetap utuh
-----------------------------
MENUJU MASA DEPAN
oleh : Yeremia Alfa Adimurti
Ayo..
Lihatlah langkah kakimu
Itulah jalan kehidupanmu
Lihatlah pula ke depan
Disanalah masa depanmu
Begitu banyaknya
Bunda memberikan kasih sayangnya
Bersama cinta bunda
Dapatku mengerti kehidupan ini
Cita-cita selalu tinggi di atas langit
Bila tak tercapai memang menyedihkan
tetapi jangan takut tetaplah melangkah
kejarlah cita-citamu
Tentukanlah langkah sejarah hidupmu
Janganlah berputus asa
Jangan cemas dan jangan takut
Ayo..
Lihatlah langkah kakimu
Itulah jalan kehidupanmu
Lihatlah pula ke depan
Disanalah masa depanmu
Apalah Arti Sebuah Cinta
Oleh Ludovicus Fernando Ginting / 24
Cinta ibarat kupu-kupu
Makin dikejar, makin ia menghindar
Tapi bila kau biarkan ia terbang
Ia kan menghampirimu disaat kau tak menduganya
Tiap kutatap mawar nan mekar
Tersirat senyum manismu dibenakku
Entah mengapa ku harus bertemu denganmu
Salahkah kumencintaimu
Kupandang langit tak berbingkai
Tapi misterinya telah terungkap
Namun luasnya hatimu
Masih menjadi misteri bagiku
Aku tak ingin seperti mereka
Mengolah kata hanya untuk mendapat cinta
Aku tak ingin seperti mereka
Yang selalu menebar janji tak tertepati
Aku tak ingin berkata lebih tentang cinta
Karena kamu, ku dapat hadapi ganasnya dunia
Lebih baik aku dapatkan seberkas cinta
Dan kau memberinya dengan hatimu
Daripada aku dapatkan segunung cinta
Tapi kau tak ada disana
Izinkan aku membaca nada-nada di dalam jiwamu
Untuk kunyanyikan saat kau mungkin sudah lupa lirik-liriknya
Aku yakin bisa menaklukkan dunia hanya dengan satu tangan
Selama kamu menggenggam erat tanganku yang satu lagi
Kau begitu kucinta
Hingga ketika bersamamu
Mati seperti bisa kutunda
Dan tanpamu
Hidup serasa tiada guna
Aku akan berhenti mencintaimu
Ketika berlian tak lagi berkilau
Bunga tak lagi bersemi
Petir tak lagi bergemuruh
Sungai tak lagi mengalir
Bintang tak lagi bersinar
Pelangi tak lagi membias
Tenggelam ku dilayar kaca
Membawa kembali momen ciuman pertama kita
Semua berlalu tanpa terasa
Semua tak akan kembali seperti sedia kala
Membawamu kembali disampingku
Membawaku pergi bersamamu
Ketika dunia datang memberi seratus alasan untukku menangis
Kau datang membawa seribu alasan untukku tersenyum
Aku nggak menangis karena kehilanganmu
Tapi mengetahui kau tak pernah berusaha mencegahku pergi
Aku selalu berusaha tak menangis karenamu
Karena setiap butir yang jatuh
Hanya makin mengingatkan
Betapa aku tak bisa melepaskanmu
Kenapa aku tetap menginginkanmu
Walau kamu tak pernah punya rasa yang sama
Begitu sulit membuatmu mencintaiku
Tetapi lebih sulit lagi
Memaksa hatiku berhenti memikirkanmu
Cinta itu menakutkan
Pertama bertemu aku takut bicara padamu
Setelah ku dapat bicara padamu
Aku takut kalau nanti suka sama kamu
Setelah ku suka padamu
Aku takut kalau jatuh cinta
Setelah sekarang cinta sama kamu
Ku jadi benar-benar takut kehilangan kamu
Sejujurnya, kadang aku sembunyi
Karena ingin kamu temukan
Menjauh karena ingin kamu ikuti
Menangis karena ingin kamu tenangkan
Menjatuhkan diri karena ingin kamu tangkap
Kamu membuatku sekarang mengerti
Hal paling sakit itu bukan sendiri
Tapi dilupakan seseorang
Yang tidak bisa aku lupakan
Haruskah aku tersenyum penuh bahagia
Karena menjadi sahabatmu
Atau menangis dalam perih derita
Karena tak bisa lebih dari itu
Aku tak pernah tau kebahagiaan sesungguhnya
Sampai ketika aku mendapatkan cintamu
Dan aku tak pernah tau derita sebenarnya
Sampai aku kini kehilangan itu
Terima kasih telah mengenalkanku
Pada kedua rasa yang tak akan kulupa
Aku baru sadar
Aku hanya akan jadi serpih kenanganmu
Karena aku bukan yang terbaik
Jalan kita berbeda
Biarlah aku mencintaimu
Hingga waktunya habis
Apalah arti sebuah cinta
Jika hanya itu yang ku dapatkan
Lebih baik ku menanggung sengsara
Karena tak punya cinta
Kulihat Akhir Dunia
Oleh Ludovicus Fernando Ginting / 24
Entah apa yang telah kulakukan
Hingga ku mendapatkan karunia ini
Supaya aku bersaksi pada dunia
Akan penglihatan suci ini
Datang pada tujuh jemaat Asia Kecil
Dari ketujuh roh di hadapan-Nya
Ia datang dengan awan-awan
Ia adalah Alfa dan Omega
Aku berpaling melihat suara padaku
Tampaklah tujuh kaki dian emas
Tampak serupa Anak Manusia
Berlilitkan ikat pinggang dari emas
Kepala dan rambut-Nya putih
Bagai bulu yang putih metah
Mata-Nya bagai nyala api
Suara-Nya bagaikan desau air bah
Kaki-Nya mengkilap dan bersinar
Bagai tembaga membara di perapian
Tangan kanan-Nya memegang tujuh bintang
Dari mulut-Nya keluar sebilah pedang berata dua
Dan wajah-Nya bersinar-sinar
Bagaikan matahari yang terik
Ketika ku lihat Dia
Tersungkurlah aku di hadapan-Nya
Dan rahasia ketujuh bintang
Adalah Malaikat ketujuh jemaat
Dan ketujuh kaki dian itu
Adalah ketujuh jemaat
Aku melihat pintu surga terbuka
Ku lihat ia duduk di takhta itu
Bagai permata yaspis dan sardis
Dan pelangi bagai zamrud rupanya
Ku lihat dua puluh empat takhta
Dan dua puluh epat tua-tua
Memakai pakaian putih di tubuh mereka
Dan makhkota emas di kepala mereka
Keluar kilat dan bunyi guruh menderu
Itulah ketujuh Roh Allah
Muncullah lautan kaca bagai kristal
Dan empat makhluk penuh dengan mata
Datang seekor kuda putih dan penunggangnya
Memegang panah dan dikaruniakan Mahkota
Ia maju sebagai pemenang
Majulah seekor kuda merah padam dan penunggangnya
Mengambil damai sejahtera dari atas bumi
Dikarunikan kepadanya sebilah pedang besar
Seekor kuda hitam dan penunggangnya
Memegang timbangan di tangannya
Mengambil keadilan di muka bumi
Hingga meterai ketujuh di buka
Tampaklah tujuh malaikat Allah
Membawa tujuh sangkakala
Bersama-sama orang-orang kudus
Iblis dilepaskan dari penjaranya
Menyesatkan bangsa-bangsa di bumi
Turunlah api dari langit
Dan menghanguskan mereka
Barangsiapa yang bijaksana
baiklah ia menghitung bilangan itu
Bilangan itu adalah Manusia
Enam ratus enam puluh enam
Ku melihat takhta putih besar
Ku lihat orag-orang mati
Besar kecil di hadapan Allah
Dihakimi menurut perbuatannya
Setiap orang yang tidak terpanggil
Dan tercantum namanya di kitab kehidupan
Akan di lemparkan ke dalam lautan api
Itulah kematian yang kedua
Pujilah TUHAN, hai segala bangsa
Megahkanlah Dia, hai segala suku
Sebab kasih-Nya hebat atas kita
Kesetiaan Tuhan untuk selama-lamanya
Aku bersaksi pada tiap orang
Janganlah menambahkan apapun pada kesaksianku
Dan jangan mengurangkannya
Sebab kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu
Dia Pengganti Dia
Oleh Iven Paramitha/XII IPA 6/18
Gelap hati ini...
Pertama...
Saat aku menatap dirinya...
Tak ada keraguan dalam diri ini
untuk menyebutnya bidadari
untuk memanggilnya sayang...
Meski 1.000 orang membisikan itu iblis...
Tak peduli diri ini...
Saat itu, hati ini telah tersentuh gelombang cinta...
Hanya ada kesenangan dibalik kesengsaraan...
Ternyata...
Benar bahwa tak ada semua yang abadi..
Benar bahwa itu hanyalah iblis...
Hatiku mulai terobek...
Kegelapan yang ada di hati ini...
Disaat aku merindukannya...
Ku bawakan bunga ke tempatnya...
Ku katakan cinta sekali lagi...
Dibawah hujan yang membasahi tubuh dan menyirami hatiku...
Ternyata,
hanya kekecewaan yang aku bawa pulang...
Tak lebih dari siksa tubuh dan jiwaku...
Aku mulai menyadari...
Dirinya bukan miliku lagi...
Ketika aku melihat pendamping baru dalam hidupnya...
Saat itu hatiku semakin tercabik...
Dada semakin terbakar...
Tetapi...
Saat hati ini terluka...
Diriku menemukanmu...
Semakin dalam aku mengenalmu...
Semakin ingin aku bertanya...
Apakah engkau yang dapat mengobati luka hatiku?
Apakah engkau yang dapat membawaku ke dalam makna arti cinta yg sebenarnya?
Semakin difikirkan, semakin aku tidak mengerti...
Biarlah lebih lama lagi, aku mengenalmu...
Biarlah lebih lama lagi, kau mengobati hatiku...
Agar tak ada luka yg membekas lagi...
Di dalam hati ini...
Gigih
oleh Iven Paramitha / XII IPA 6 / 18
di kala matahari terik bersinar
dia tetap melaksanakan tugasnya
mengumpulkan serpihan yang berserakan dengan sabar
tidak terdengar dia mengeluh dengan kondisinya
tidak mengenal lelah
tetap tabah menjalani hidupnya yang keras
walau tiap mata memandangnya rendah
dengan topi jerami yang melindunginya dari panas
pemulung sampah
tiada orang menyadari jasa besarnya
bagaimana mereka mempersembahkan adipura kepada kota tercinta
apa yang dia dapat dari kerja kerasnya?
berpeluh keringat di siang hari
menarik gerobak di punggungnya
hanya demi sesuap nasi
tiada benda materi yang bisa di dapat
tapi segunung pahala tersimpan baginya
Pertemuan Pertama
oleh William Surya Dinata
Saat pertama kita berjumpa
Aku telah merasakan sesuatu
Sesuatu yang nyata
Sesuatu yang sangat indah
Sesuatu yang membawa kehangatan
Ku lihat paras wajahmu
Setiap lekukannya memberikan arti
Matamu bagai rembulan
Rembulan yang indah menghiasi langit
Di saat kegelapan jatuh ke bumi
Wajahmu bagaikan pelangi
Pelangi yang senantiasa hadir
Saat matahari terbit setelah hujan
Memberikan keceriaan di saat kesedihan melanda
Engkau adalah gadis pertama yang ku kagumi
Seolah kehadiran mu membawa kehidupan yang baru
Kehidupan yang lebih indah dan berwarna
Kehidupan yang menjanjikan kenyamanan dan ketenangan
Mungkin ini yang disebut cinta
Cinta yang terkadang memaksa
Yang membuat aku selalu ingin memiliki
Yang membuat aku selalu ingin dekat denganmu
Hidup tanpa kehadiranmu seakan hampa
Hampa tanpa tujuan yang jelas
Hanya satu yang sangat kuharapkan
Ku tak ingin perjumpaan ini berakhir
Ku tak ingin perjumpaan ini harus berakhir dengan perpisahan
Walaupun ini sangat mustahil
Namun, itulah yang ku inginkan saat ini
Untuk hidup tak jauh darimu
Bangkitlah Pemuda
Oleh William Surya Dinata
Ratusan tahun yang silam Indonesia menangis
Menangis akan kepedihan
Menangis akan kepahitan penjajahan
Penjajahan yang kejam dan tidak manusiawi
Penjajahan yang membabi buta masyarakat Indonesia
Hingga pada tanggal 17 Agustus 1945
Masyarakat Indonesia meneriakkan kata “Merdeka!”
Menyatakan bahwa Indonesia telah bebas dari penjajahan
Tidaklah mudah mencapai kebebasan itu
Tidak mudah untuk melontarkan kata merdeka
Banyak perjuangan yang dilakukan
Ribuan bahkan jutaan jiwa melayang
Darah berceceran dimana-mana
Hanya untuk lepas dari ketamakan penjajah
Lihatlah..lihat dengan benar
Betapa besar perjuangan yang telah dilakukan para pendahulu kita
Betapa besar pengorbanan yang telah mereka berikan
Demi membuat kita bebas
Agar kita dapat memimpin tanah air ini sendiri
Sekarang kita telah bebas
Namun, apakah kita telah bebas dari penjajahan
Belum....Kita belum bebas dari penjajahan
Kita telah dijajah oleh diri kita sendiri
Rasa malas, ketidak pedulian, dan semuanya menjajah kita
Membuat kita seakan buta
Membuat kita tidak peduli terhadap negara sendiri
Membuat kita tidak peduli terhadap perjuangan dan pengorbanannya
Wahai kaum muda Indonesia
Mari kita bangkit dari semua ini
Singsihkan lengan bajumu
Jangan hanya duduk dan meratap
Bangun..Bangun dan lakukan sesuatu
Lakukan sesuatu yang berguna bagi nusa dan bangsa
Jadikan negara kita yang tercinta ini maju
Negara yang maju dan tidak tergantung lagi
Posting Komentar